Rabu, 01 April 2020 10:40 UTC
KRAN: Salah satu fasilitas publik yang dipasang ada yang merusak. Seperti Kran dirusak oleh orang tidak bertanggung jawab. Foto: Istimewa.
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya meminta masyarakat turut menjaga fasilitas publik yang sudah disediakan pemerintah.
Terutama, fasilitas wastafel yang sudah di pasang di 794 titik di Kota Pahlawan, mendekati angka seribu itu bertujuan agar masyarakat dapat secara masif melakukan pencegahan penyebaran Covid-19, melalui gerakan cuci tangan dan cuci muka.
Namun, pemasangan fasilitas wastafel itu ternyata ada yang merusak. Diduga dilakukan oleh tangan jail, orang tidak bertanggung jawab, yang merusak dan mencurinya. Seperti kotak sabun di dekat bilik sterilisasi Cito Jalan Frontage A. Yani, di Pasar Keputran, Kantor Kelurahan Wiyung dan kran air tandon untuk tempat disinfektan yang ada di THR juga ikut hilang.
BACA JUGA: Tangan Jail di Surabaya Mulai Rusak Fasilitas Antisipasi Penyebaran Covid-19
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPRKP-CKTR, Robben Rico menegaskan, wastafel yang telah dipasang tersebut adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama pula. Makanya, dalam hal ini masyarakat diminta untuk memanfaatkan dan menjaga alat ini sebaik mungkin, bukan malah merusaknya.
“Jadi, ini ada yang merusak. Ada tempat sabun yang rusak. Ada yang pecah, patah, karena memang yang menggunakan orang banyak. Lalu untuk perbaikan sudah kita perbaiki lagi. Kami minta warga bersama-sama menjaga dan mengawasinya,” kata Robben saat ditemui di Pembuatan Bilik Sterilisasi, Belakang Gedung Balai Kota Surabaya, Selasa 1 April 2020.
Selain rusak, ada 14 lokasi yang salah satu item dari wastafel itu hilang. Salah satu contohnya yang terdapat di pintu Gelora Tambak Sari, mulai dari tempat air, tisu dan tempat sabun tidak ada di tempat. Bahkan, 13 titik lainnya yang ada di taman, puskesmas, pasar juga beberapa item hilang dan ada pula yang rusak.
BACA JUGA: Risma Ajak Warga Jaga Fasilitas Publik Untuk Lawan Covid-19
“Paling banyak yang tidak ada di tempat adalah tempat sabun dan wastafel. Ada juga yang krannya patah,” tegas Robben.
Ia berharap sehabis menggunakan alat ini, warga diharapkan ikut menjaga dan merasa saling memiliki. Bukan hanya untuk warga Surabaya saja, tetapi untuk seluruh masyarakat yang menggunakannya.
“Saya berharap ini juga digunakan dengan baik, menjaga dan ikut merasa memiliki, itu yang paling penting,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, melalui beberapa aplikasi yang sudah disiapkan pemkot, Robben berharap masyarakat ikut memantau alat ini. Semisal jika ditemui tandon persediaan air habis, sabun habis dapat melaporkan langsung ke Command Center 112.
“Kami sangat berterima kasih bila ada laporan semacam itu, selain bersama-sama menjaga, warga juga kami harap menyampaikan kondisi nyata di lapangan,” ujarnya.
BACA JUGA: Tekan Penyebaran Covid-19, Surabaya Terapkan Isolasi Terbatas
Senada dengan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto menambahkan, ini adalah paradigma baru untuk masyarakat yang belum membiasakan cuci tangan sesering mungkin. Oleh karena itu, kampanye pola hidup sehat melalui gerakan cuci tangan harus terus dilakukan.
“Syukur-syukur kalau masyarakat mau memasang wastafel di daerahnya masing-masing. Jadi karena semakin banyak tempat, warga terus terdorong. Ini style (gaya) baru yang harus kita lakukan bersama-sama,” kata Eddy.