Selasa, 26 March 2019 09:39 UTC
ISPA. Kondisi sehari-hari Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang terpapar abu vulkanik Bromo membuat warga sekitar memeriksakan kesehatannya ke puskesmas akibat infeksi saluran pernapasan. Foto: Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sedikitnya 25 warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo mulai terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) akibat semburan abu vulkanik Gunung Bromo yang terus terjadi.
Sementara jarak Desa Ngadirejo cukup dekat dengan Gunung Bromo yakni, sekitar enam kilometer dan sering terpapar abu vulkanik. Hal ini membuat warga setempat rentan terkena ISPA akibat menghirup abu vulkanik Bromo yang mengandung silika.
Bidan Desa Luluk Nurhamida menyebutkan setiap harinya hampir lima orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas dengan keluhan gangguan pernafasan.
BACA JUGA: Bromo Aman Dikunjungi di Luar Radius Satu Kilometer
“Setiap hari ada warga yang memeriksakan kesehatannya ke puskesmas. Umumnya pasien mengeluh, karena mengalami gangguan pernafasan,” kata Luluk, Selasa 26 Maret 2019.
Namun demikian, dijelaskan Luluk, untuk persediaan masker sampai saat ini kebutuhannya masih tercukupi. Dia pun mengimbau warga agar rajin menggunakan masker saat ke luar rumah.
Warga Ngadisari yang dijumpai Jatimnet.com, Ani menyebut sudah tiga hari terakhir ini abu vulkanik Gunung Bromo mengguyur kampungnya. Menurutnya, ketebalan abu rata-rata sekitar 0,5 sentimeter. Atas kondisi itu, setiap harinya warga membersihkan halaman rumah dan bagian lainnya yang terpapar abu.
BACA JUGA: Bromo Terus Erupsi, Petani Tengger Cemaskan Lahan Pertanian
“Susahnya kalau pas cuaca cerah atau panas, abu terpapar akan beterbangan saat diterpa angin. Kalau tidak hati-hati, bisa terhirup dan bisa menyebabkan ISPA,” ungkapnya.
Dia menambahkan abu vulkanik akan mengeras pada saat diguyur hujan dan sebaliknya, akan mengering pada saat terkena sinar matahari. Ani berharap, aktivitas vulkanik Gunung Bromo segera normal, agar aktifitas warga tidak terganggu.
Berdasar data dari PVMBG hingga 26 Maret 2019 pukul 12.00 WIB, tinggi asap dari kawah Gunung Bromo berada di angka 600 - 1300 meter.
Asap kawah bertekanan lemah sedang hingga kuat, teramati berwarna kelabu, dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal. Tremor menerus 0,5 - 15 mm, dominan 4 mm. Sementara status Gunung Bromo masih waspada level II, di mana masyarakat aman di luar radius satu kilometer dari bibir kawah.