Selasa, 17 December 2019 07:03 UTC
PAK RW. Ketua RW II Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi Dwi Sasongko. Foto : Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Ketua RW II Lingkungan Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi Dwi Sasongko mengatakan rencana pemerintah membabat mangrove di kawasan Pantai Marina Boom berasal dari usulan warganya.
“Saya sering berkomunikasi dengan warga apa keluh kesahnya. Banyak warga kami yang mengeluhkan bagaimana caranya agar air ini mengalir," kata dia saat diwawancarai Jatimnet.com di sekitar Pantai Marina, Senin 16 Desember 2019.
Selain menjabat Ketua RW Kepatihan, Dwi juga menjadi pelaksana tugas (Plt) Lurah Kampung Mandar. Dua daerah itu terletak di kawasan Pantai Marina.
Menurut dia, warga menilai sedimentasi meningkat cepat pasca ditanami mangrove pada 2010. Kawasan itu itu juga dipenuhi tumpukan sampah dan menjadi sarang nyamuk. Sementara aliran sungai mengecil, biota laut berkurang. Karena keluhan warga itulah, ia lantas berkirim surat ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi agar membabat ribuan pohon mangrove di Pantai Marina.
BACA JUGA: Pemerintah Banyuwangi Akui Salah Rencanakan Babat Mangrove Pantai Marina Boom
Ia mengatakan, dulunya rencana penanaman mangrove di kawasan itu tak pernah tersosialisasikan ke warga. Ia sendiri mengaku tak setuju kawasan itu ditanami mangrove. Pasalnya, dianggap akan mengurangi biota laut yang menjadi sumber mata pencaharian warga Kampung Ujung. “Dulu tak ada mangrove di muara ini. Kehidupan lautnya banyak saat itu,” katanya.
Warga Lingkungan Lebak Kelurahan Tukang Kayu Ahmad Lucky mengatakan rumahnya sering terendam banjir saat musim hujan. Sebab, aliran air Sungai Kalilo terhambat sedimentasi di muara. Dulu, ia mengenang, sebelum ada mangrove di muara, rumahnya pun kerap terendam banjir. Tapi, air berasal dari laut pasang.
“Di Kampung Mandar, sebelum ada itu (mangrove), tidak ada plengsengan, saat purnama air naik masuk ke rumah semua. Mangrove itu jeleknya tumpukan sampah, tapi enak sampah tidak lepas ke laut,” katanya.
BACA JUGA: Nelayan Banyuwangi Protes Rencana Pemerintah Babat Mangrove di Pantai Marina Boom
Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi mengatakan anggapan mangrove menyebabkan berbagai masalah di pesisir adalah pemikiran keliru. Mangrove justru menyaring sampah agar tak hanyut ke laut dan melindungi permukiman dari ancaman tsunami.
Ia menilai kawasan itu pun tepat ditanami mangrove. Selain berfungsi mencegah percampuran air asin dan tawar, juga bermanfaat menjadi rumah bagi satwa. “Selain melindungi juvenil (anak) ikan dari predator, akar-akar mangrove diberi kemampuan menyerap dan menyimpan logam pencemar seperti cadmium, besi, cuprum dan lainnya. Jadi mereka membantu jadi penyaring polutan agar tidak mencemari laut,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala DLH Banyuwangi Husnul Chotimah mengirim surat kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, agar merekomendasikan pembabatan 4.000 pohon mangrove Pantai Marina Boom. Namun setelah mendapatkan banyak protes, ia berjanji mencabut surat yang dibuatnya akhir November 2019 itu.