Kamis, 12 March 2020 00:07 UTC
Virus Corona tidak berdampak pada bisnis Petrokimia. Direktur Utama PT Petrokimia, Rahmad Pribadi (tiga dari kiri) didampingi direksinya saat dikonfirmasi di Wisma Kebomas, Komplek Petrokimia Gresik, Rabu 11 Maret 2020.
JATIMNET.COM, Gresik - Direktur Utama PT Petrokimia, Rahmad Pribadi mengatakan virus Corona atau COVID-19 tidak berpengaruh terhadap bisnis yang dilakukan perusahaan Solusi Agroindustri (Petrokimia Gresik). Sampai saat ini proses pemasaran ke luar negeri masih lancar.
Termasuk impor bahan baku masih terus berjalan dan pengiriman barang ke daerah juga tidak ada kendala bahkan stok juga tersedia. Meski demikian, monitoring terus dilakukan Petrokimia dengan langkah-langkah antisipatif jika corona ini mulai berdampak ke bisnis.
"Kami buat alternatif mencari bahan baku dari negara tidak terdampak (virus corona)," kata Rahmad Pribadi, usai membuka Program Magang Mahasiswa Bersertifikat di Wisma Kebomas, Gresik Rabu 11 Maret 2020.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Bukukan Laba 1,2 triliun Rupiah Akhir Tahun 2019
Virus corona, lanjutnya, tidak berpengaruh proses ekspor, bahkan meningkat di dua bulan terakhir, India permintaan produk NPK dan UREA paling besar dan negara pengimpor belum ada pengurangan kebutuhan.
"Pengurangan ekspor terbesar memang terjadi di Cina. Namun, bukan tujuan utama kami. Secara umum proses pemasaran non subsidi lancar, stok terjaga aman," ujar Rahmad
Diketahui perlambatan kegiatan perdagangan ekspor dan impor di China aktivitasnya mulai dibatasi ruang geraknya padahal, China merupakan negara pemasok terbesar ke Indonesia untuk bahan baku.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Raih Grand Platinum SNI Award 2019
Petrokimia Gresik telah mengekspor 26 ribu ton pupuk ke India dipenutup tahun 2019, secara keseluruhan ekspor pupuk ke India mencapai 188,98 ribu ton. "Tujuh kali ekspor ke India bentuk pupuk curah," tandasnya.
Untuk memperkuat captive market di India, November 2019 lalu, pihaknya menandatangani MoU dengan Gujarat State Fertilizers and Chemical untuk kuantum 200 ribu ton pupuk NPS yang akan diekspor pada 2020.
Disebutkan, untuk ekspor UREA dan NPK hingga triwulan pertama 2020 berkisaran 150 ton. Rencana akan ada penambahan dua kapal lagi, sejumlah diatas. "Mudah-mudahan bisa naik dibanding tahun lalu," pungkasnya.
Produsen pupuk dan nonpupuk berkapasitas 8,9 juta ton ini juga memperluas penetrasi ekspor, dengan aktif menjajaki kerja sama penjualan ke pembeli negara lain di Asia dan Afrika untuk mendukung pemerintah menekan defisit neraca dagang.