Logo

Viral Kades Joget dengan Biduan di Kantor Kecamatan Sooko Mojokerto

,

Rabu, 24 September 2025 12:00 UTC

Viral Kades Joget dengan Biduan di Kantor Kecamatan Sooko Mojokerto

Tangkapan layar video kades joget dengan biduan saat penutupan peringatan Hari Besar Nasional akhir Agustus 2025 di kantor Kecamatan Sooko, Kab. Mojokerto. Sumber: Tiktok

JATIMNET.COM, Mojokerto – Sebuah video berdurasi 20 detik yang menampilkan seorang pria berjoget bersama seorang biduan di Kantor Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, viral di TikTok dan menuai beragam komentar warganet. 

Belakangan diketahui, pria dalam rekaman tersebut adalah Kepala Desa Tempuran, Slamet, bukan pegawai kecamatan seperti yang sempat dikira banyak orang. 

Camat Sooko, Masluchman, membenarkan video itu diambil saat acara penutupan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) pada akhir Agustus 2025. Ia menegaskan Slamet hadir bukan hanya sebagai kepala desa, tetapi juga selaku ketua panitia acara.

“Yang joget itu Kepala Desa Tempuran. Beliau juga panitia penutupan. Kebetulan beliau punya usaha sound system dan memimpin orkes melayu, jadi sekalian ikut mengisi hiburan,” kata Masluchman, Rabu, 24 September 2025.

Menurutnya, hiburan musik elekton yang ditampilkan saat acara tersebut murni dari partisipasi para kepala desa, bukan menggunakan anggaran pemerintah.

“Kita tidak ada dana untuk itu, murni dari partisipasi kepala desa. Tidak ada anggaran pemerintah yang digunakan,” katanya.

Viralnya video tersebut membuat pihak kecamatan langsung berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto. Masluchman juga mengaku sudah menegur Kepala Desa Sooko yang pertama kali mengunggah video itu ke TikTok.

“Yang posting itu Pak Kades Sooko, sudah saya tegur dan langsung saya minta hapus. Katanya niatnya hanya bercanda saja,” ujarnya.

Meski unggahan asli telah dihapus, potongan video keburu menyebar ke berbagai platform dan menjadi bahan perbincangan. Sebagian warganet menanggapinya santai sebagai hiburan, sementara yang lain justru menyindir perilaku pejabat desa.

“Wah mantap, tinggal klarifikasi dab (dan) minta maaf wes cukup,” begitu salah satu komentar warganet,

Ada pula yang menyinggung pejabat daerah. “Yo opo pejabat e koyok ngunu, bupatine piye kok meneng ae (Gimana pejabatnya kok seperti itu, bupatinya kok diam saja),” kata warganet lain berkomentar. 

Masluchman berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

“Intinya kegiatan itu hanya hiburan penutup acara, tidak ada kaitannya dengan anggaran pemerintah dan sudah kami tindaklanjuti agar tidak terulang lagi,” katanya.