Rabu, 01 November 2023 16:06 UTC
Inovasi. Tani Desa Binor Terapkan Alat Pengusir Hama lewat Sensor Gerak. Foto : Kelompok Tani.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Kelompok tani di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, telah berinovasi dalam mengusir hama tanaman sawah mereka. Inovasi itu, berupa penggunaan sensor gerak pengusir hama babi.
Sawah petani yang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo itu, kerap mengalami kerusakan karena dilintasi puluhan ekor babi. Sehingga lahan padi dan jagung petani, sering mengalami gagal panen.
Petani wanita, Dana (30), menyebut hama babi kerap merusak lahan padi dan jagung miliknya dan para petani lainnya. Luas lahan yang rusak lumayan, bisa sampai seperempat hektar gara-gara dilintasi babi liar yang banyak datang dari perbukitan dan hutan tetangga sebelah.
"Hama babi liar mengkhawatirkan, karena merusak tanaman pertanian. Dengan adanya sensor gerak ini sangat membantu mengusir hama babi," kata Dana, Rabu 1 November 2023.
Sensor gerak pengusir hama babi, lanjut Hana, baru digunakan seminggu lalu dan efektif mengusir babi.
Cara kerjanya, saat babi berjarak sekitar 10 meter, saat melintasi garis sensor, maka melalui sensor gerak akan mengirim sinyal ke sirine dan mengeluarkan surat berupa anjing menggonggong.
"Dari suara itu, babi bakal urung melintasi sawah atau lahan pertanian warga. Sensor gerak itu berasal dari PLN Nusantara Power UP Paiton," ujar Dana.
Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zubaidi, mengapresiasi inovasi sensor gerak pengusir hama babi. Menurutnya, inovasi tersebut pertama di Kabupaten Probolinggo.
"Bagus inovasi ini dalam memproteksi tanaman, coba bisa dimodifikasi juga untuk mengusir hama tikus," jelas Mahbub.
Asisten Manajer Umum, Sipil dan CSR Nusantara Power Wiji Dwi Purbaya, mengatakan berkaitan dengan permasalahan hama babi hutan yang menyerang lahan petani. Pihaknya bersama dengan komunitas Perisai dan Kelompok Tani, menginisiasi adanya inovasi alat pengusir hama babi hutan.
Alat tersebut dipasang di pintu masuk yang menjadi jalur babi dari hutan menuju lahan pertanian, sehingga penerapan alat ini setidaknya dapat menjangkau 4,5 hektar lahan yang dimiliki 9 orang petani.
"Menggunakan sensor gerak, setiap gerakan yang ditangkap oleh sensor, akan diterima dan memunculkan bunyi gaungan anjing melalui speaker aktif," ujar Wiji.
Sementara aistem kerja alat tersebut, menggunakan tenaga surya. Sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak membebani kelompok tani, dari sisi operasional sebagai penanggungjawab dan pengelola alat.