Logo

Upaya Pencarian Korban di Hotel Roa-Roa Terus Dilakukan

Reporter:

Jumat, 05 October 2018 05:53 UTC

Upaya Pencarian Korban di Hotel Roa-Roa Terus Dilakukan

Tim SAR Gabungan Terpadu terus melakukan evakuasi korban reruntuhan Hotel Roa Roa di Palu pasca gempa dan tsunami yag melanda Sulteng. FOTO: IST.

JATIMNET.COM, Palu – Upaya evakuasi korban gempa bermagnitudo 7,4 di reruntuhan Hotel Roa Roa, Jalan Pattimura Palu Selatan, Kota Palu terus dilakukan. Tim Gabungan SAR Terpadu dan relawan sudah berada di lokasi membongkar puing-puing reruntuhan Hotel Roa Roa dengan alat berat sejak pukul 07.30 WITA.

Berdasarkan data dari Pos Komando Satgas Gabungan Terpadu jumlah korban meninggal yang ditemukan di Hotel Roa Roa berjumlah 41 jenazah hingga 5 Oktober 2018. Jumlah tersebut diperkirakan bisa bertambah mengingat masih ada beberapa nama yang belum ditemukan.

BACA JUGA : PEMERINTAH SIAP REKONSTRUKSI RUMAH KORBAN GEMPA

Kepala pelatih paralayang nasional Gendon Subandono menyatakan pencarian korban di reruntuhan Hotel Roa-Roa terus dilakukan. Terlebih bagi atlet paralayang yang baru ditemukan enam jenazah di reruntuhan Hotel Roa Roa.

“Seluruh kru dan atlet paralayang ada sembilan yang terdiri dari dua kru dan tujuh pilot. Dua kru sudah ditemukan, enam pilot juga sudah ditemukan. Kami berharap dapat menemukan sisa-sisa atlet yang belum ditemukan dalam waktu cepat,” katanya.

BACA JUGA : VIRAL, JENAZAH KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI SELAMA 3 HARI BELUM DIEVAKUASI

Dia menambahkan sejauh ini nama Reza Christianto Kambey belum ditemukan. Atlet asal Jawa Timur ini turut serta dalam kejuaraan Paralayang Pesona Palu Nomoni.

Sementara jenazah dua atlet asal Jatim lainnya, Ardi Kurniawan dan Fahmi Ruddo sudah ditemukan. Pihaknya akan terus berupaya melakukan pencarian atlet paralayang di reruntuhan Hotel Roa Roa.

“Mereka berada di Palu sejak 26 September, untuk mengikuti kejuaraan sebagai try out pasca mengikuti Asian Games 2018,” lanjut Gendon.

BACA JUGA : ATLET PARALAYANG JATIM DITEMUKAN DI HOTEL ROA ROA

Dia menambahkan jika kejuaraan ini ditujukan sebagai refreshing pasca mengikuti kejuaraan resmi. Namun kejuaraan yang diikuti sejumlah atlet nasional ini justru menjadi bencana.