Minggu, 12 November 2023 07:24 UTC
Para santri pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur saat mengikuti pembukaan festival ilmiah dan sains 2023.
JATIMNET.COM, Situbondo – Pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, memiliki tradisi unik yaitu Festival Ilmiah dan Sains Ma'had (Fisma). Tak heran, jika para santrinya berprestasi jadi juara berbagai ajang perlombaan tingkat nasional maupun internasional.
“Alhamdulillah kegiatan festival ilmiah dan sains ini sudah berlangsung selama tujuh tahun. Kegiatan ini akan berlangsung sejak hari ini hingga 20 November mendatang” kata Kepala Bidang Pendidikan pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Mahmudi Bajuri, Minggu, 12 November 2023.
Menurut Mahmudi, kegiatan festival ilmiah dan sains untuk menciptakan iklim keilmuan kompetitif di kalangan para santri. Dari ajang ini telah mendorong para santri menjadi juara lomba sains di berbagai kategori perlombaan tingkat nasional hingga internasional. Bahkan pernah juara lomba sains di Malaysia dua kali berturut-turut.
“Di pesantren ini tidak ada dikotomi keilmuan, karena kami selalu menyiapkan disiplin keilmuan sesuai perkembangan zaman. Untuk penguasaan ilmu agama kami siapkan Madrasah khusus yaitu I'dadiyah bagi calon kader ahli ilmu fiqih,” tuturnya.
Dikatakan, baru-baru ini santri pondok pesantren Sukorejo juara I lomba robotik nasional, di Surabaya, Oktober 2023. Hal ini menunjukan bahwa santri menguasai berbagai disiplin keilmuan. Saat ini, bidang pendidikan pondok pesantren akan mendorong santri mengembangkan robotik dengan ciri khas pesantren seperti bisa melafalkan surat fatihah atau surat-surat pendek .
“Baru pertama kali ikut lomba robotik, ternyata made in santri langsung juara. Makanya yang beli robot yang beli. Kalau untuk lomba baca kitab al-Quran kami sudah sering juara. Karena untuk festival ilmiah dan sains memang ada kategori lomba baca kitab alfiyah ibnu malik,” katanya.
Mahmudi menambahkan, saat ini santri ponpes Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo berjumlah 19 ribu 700 orang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Ada juga santri dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Syuriah. Dari jumlah tersebut diseleksi lembaga masing-masing kemudian dikirim mengikuti festival ilmiah dan sains.
“Setelah melalui seleksi di jenjang lembaga, maka santri yang mengikuti festival ini hanya 578 santri putra dan putri. Mereka mengikuti seleksi 10 besar di berbagai jenjang pendidikan mulai SD-SMA dan Madrasah Ibtidaiyah-Aliyah untuk kategori baca kitab,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Mahmudi, berbagai pelayanan di ponpes Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo saat ini sudah berbasis digital. Pondok pesantren juga memiliki media publikasi platform digital.
“Disini kami tetap memelihara tradisi ilmu salaf. Makanya, santri wajib sekolah Madrasah diniyah di pagi hari dan untuk umum di siang hari, pungkasnya
