Rabu, 16 October 2019 08:15 UTC
Impor gandum-ganduman yang naik dua kali lipat berkontribusi terhadap impor nonmigas pada bulan September 2019. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat impor sepanjang September 2019 meningkat 5,15 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 1,8 miliar dolar Amerika Serikat.
Kepala BPS Jawa Timur Teguh Pramono mengatakan di antara impor yang naik cukup besar adalah besi dan baja. Kelompok barang ini mempunyai peranan 12,94 persen dari total impor non migas Jawa Timur.
“Besi dan baja naik 32,21 persen, dari 151 juta dolar AS menjadi 200 juta dolar AS,” ujar Teguh, Selasa 15 September 2019.
Diikuti plastik dan barang dari plastik yang naik 1,53 persen, dari 121,1 juta dolar AS pada bulan Agustus 2019 naik menjadi 123 juta dolar AS pada September.
BACA JUGA: Dipengaruhi Bahan Makanan, Deflasi Surabaya Terendah se Jatim
Komoditas plastik ini, lanjut Teguh, memiliki andil dalam impor sebesar 7,95 persen dari total keseluruhan bulan September lalu.
“Yang naik cukup besar adalah impor gandum-ganduman, yang kenaikannya mencapai 108 persen, dari 45 juta dolar AS menjadi 95 juta dolar AS,” ungkapnya.
Gandum-ganduman memiliki peran 6,15 persen terhadap impor Jatim. Dominasi impor gandum, menurut Teguh berasal dari Ukraina sebesar 38,8 juta dolar AS, Amerika Serikat 2,7 juta dolar AS, dan Thailand sebesar 800 ribu dolar AS.
Sejauh ini pihaknya tengah mencari tahu terkait lonjakan impor gandum yang dikonsumsi di Jatim maupun provinsi lainnya. Teguh menyebut masih merintis data untuk melihat alur impor gandum yang masuk ke Jatim.
BACA JUGA: Bawang Merah Sumbang Deflasi Jatim
“Secara umum komposisi impor adalah bahan baku dan bahan penolong yang mencapi 81,39 persen. Kemudian barang konsumsi mencapi 10,49 persen dan barang modal 8,13 persen,” tegasnya.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Jatim pada September 2019 dibanding Agustus 2019 defisit 338,60 juta dolar AS. Penyebab utamanya yaitu ekspor migas yang turun 44,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan komoditas nonmigas turun 14,23 persen.
BPS Jatim berharap kinerja neraca perdagangan bisa diperbaiki di sisa tahun 2019. Terutama ekspor sektor nonmigas, sehingga bisa menutup impor migas yang Januari hingga September 2019 masih defisit 2,53 milliar dolar AS.