Logo

Telur Ayamnya Disebut Beracun, Warga Bangun Geram

Reporter:,Editor:

Rabu, 20 November 2019 11:41 UTC

Telur Ayamnya Disebut Beracun, Warga Bangun Geram

TELUR. Warga Bangun menunjukkan telur ayam kampung milik mereka. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto - Para pemilik ayam kampung (ayam Buras) di Desa Bangun, Kecamatan Pungging, geram akibat pemberitaan yang menyatakan telur ayam peliharaan warga terpapar kandungan dioksin pemicu kanker.

Sekadar diketahui, lembaga IPEN yang terdiri dari Ecoton, Nexus3 dan Arnika mengeluarkan laporan penelitiannya. Sampel yang diambil adalah 12 telur, tiga dari Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo; tiga telur Desa Bangun, Mojokerto; dan enam lainnya dari supermarket.

Hasilnya telur dari dua desa di dua kabupaten tersebut mengandung dioksin berlebih. Kandungan itu berasal dari ayam kampung di sekitar yang mematuk makanan dari tanah dan debu-debu di sekitarnya.

BACA JUGA: Telur yang Bikin Babak Belur

Hal ini, yang menyebabkan warga Bangun angkat bicara. Salah satunya, Naidah (60), mengatakan, dirinya sudah memelihara puluhan ayam kampung (jenis Buras) sejak puluhan tahun lalu. Dan tak pernah alami sakit yang luar biasa.

"Kami ya kesal, dibilang kalau telur ayam di Desa Bangun sini beracun. Orang sejak dulu, kami sehari-hari sudah biasa konsumsi, malah sama suami saya dipakai buat campuran jamu. Kalaupun sakit, cuman pilek, panas, atau capek gitu aja," ungkapnya pada Jatimnet.com sembari menunjukkan telur hasil ternak rumahannya, Rabu 20 November 2019.

Tak hanya itu, dia mengaku jika ayam kampung peliharaan dan telurnya juga dijual ke warga sekitar Desa Bangun. Harga per ekor ayam dihargai Rp 60.000, sedangkan telur dihargai Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per butir.

BACA JUGA: Ecoton: Penelitian Telur untuk Ingatkan Bahaya Impor Plastik

"Telur sama ayam-ayam ini juga saya jual, malah Bulan Maulud kemarin laku enam ekor. Gak ada yang kenapa-kenapa, kalau telurnya beracun otomatis ayamnya juga beracun kan, yang makan juga pasti mati, ini nggak," ucap perempuan yang sehari-hari bekerja memilah sampah ini, sembari memberi makan ayamnya yang memang dibiarkan lepas bebas di antara timbunan sampah di samping rumahnya setiap hari.

AN pemilik salah satu warung kopi di Dusun Ploso, Desa Bangun, Kecamatan Pungging, menyatakan hal yang sama terkait telur ayam kampung yang dibelinya dari peternak rumahan.

BACA JUGA: Tercemar, Pemkab Sidoarjo Sebut Telur Tropodo Hanya Dikonsumsi Warga Setempat

"Saya juga baru-baru ini aja tahu ada info kalau telur di sini beracun, pasrah sajalah. Soalnya selama ini keluarga saya makan tiap hari yak gak ada apa-apa," ungkapnya sembari menunjukkan telur ayam kampung yang dibelinya dua minggu lalu.

Dia mengaku mendapat telur ayam kampung dari tiga warga sekitar yang beternak di rumah. Telur ayam kampung yang dikonsumsinya didapat dengan harga Rp 2.500 per butir.

"Kalau beli ya sama warga sekitar sini, atau tetangga sebelah saya. Kurang lebih ada tiga orang di sekitar saya sini yang jual telur ayam kampungnya," imbuhnya.