Tanggul Semi Permanen di Ponorogo Rawan Jebol saat Musim Hujan

Satria

Reporter

Satria

Rabu, 19 Februari 2020 - 09:23

tanggul-semi-permanen-di-ponorogo-rawan-jebol-saat-musim-hujan

SEMI PERMANEN. Tanggul di Desa Maguwan, Kecamatan Sambit, Ponorogo jebol akibat luapan air saat hujan deras pada Selasa 18 Februari 2020. Foto: Gayuh Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Tanggul sungai di Desa Maguwan, Kecamatan Sambit dan Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, rawan jebol setiap musim hujan.

Masalahnya permukaan jalan dengan sungai nyaris sama. Ketika air meluap, menyebabkan tanggul jebol. Kendati dilakukan renovasi, namun tidak banyak menolong. Masalahnya renovasi bersifat sementara dari bahan yang tidak permanen.

“Ada dua titik tanggul yang jebol di Desa Maguwan pada Selasa (18 Februari 2020) sore. Titik pertama dari aliran Sungai Sono, sebelah timur sepanjang tujuh meter dan titik kedua sisi barat sepanjang tiga meter,” kata Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Maguwan, Sumariayadi, Rabu 19 Februari 2020.

Dia menambahkan bahwa setiap tahun selalu terjadi tanggul jebol mulai dari Desa Grogol sampai dengan Desa Maguwan. Hal ini dikarenakan kedua desa memiliki aliran sungai yang sama.

BACA JUGA: Tanggul Sungai di Ponorogo Jebol, Sempat Rendam Sawah dan Rumah

Jebolnya tanggul pada Selasa sore itu menyebabkan beberapa rumah warga menjadi sasaran terjangan air dan lumpur dari sungai. Selain itu puluhan hektar sawah yang ditanami padi dan melon juga terendam air.

Ia menjelaskan jika pembenahan tanggul memang sudah sering dilakukan. Namun masih ada beberapa tanggul yang merupakan gundukan tanah atau bukan tanggul permanen yang terbuat dari semen ataupun bronjong batu.

“Ada sekitar lima kilometer kalau dari Desa Maguwan sampai Desa Ngadisanan tanggul yang belum permanen,” Sumariayadi menambahkan.

Sejauh ini, lanjut Sumariayadi, warga melakukan kerja bakti membuat anyaman bambu dan karung pasir untuk menutup tanggul yang jebol. Namun bahan tersebut dikhawatirkan tidak mampu menahan derasnya air sungai saat hujan deras. “Setidaknya kami sudah melakukan minimalisasi,” tegas Sumariyadi.

BACA JUGA: Penanganan Banjir Gresik Perlu Libatkan Hulu hingga Hilir

Sementara itu, Pelaksana Teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Madiun, Bambang Murwanto, menuturkan pihaknya segera memasang bronjong batu untuk menambal tanggul yang jebol di Desa Ngadisanan.

 “Segera dipasang bronjong sepanjang delapan meter,” kata Bambang.

Dikatakan Bambang, bronjong baru dipilih karena pembutan tanggul semi permanen jauh lebih cepat. Untuk sementara warga secara swadaya menggunakan anyaman bambu dan karung pasir untuk menahan air agar tidak meluap ke pemukiman warga.

“Untuk tanggul Desa Grogol akan segera ditindaklanjuti, bilamana bisa (dikerjakan) akan dilakukan secara bersamaan,” Bambang mengungkapkan.

Baca Juga