Selasa, 24 September 2019 06:05 UTC
Logo Huawei. Foto: Flickr
JATIMNET.COM, Surabaya – Huawei menghilangkan sejumlah fitur utama milik Google pada gawai terbaru mereka, Mate 30 dan Mate 30 Pro. Namun, CEO Huawei Richard Yu optimis jika gawai terbaru mereka bisa terjual laris.
Nantinya, penjualan gawai milik pabrik ponsel yang telah masuk daftar hitam Amerika Serikat itu, akan fokus di pasar domestik. Populasi penduduk Cina yang besar dianggap mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan.
"Saya pikir, larangan ini akan memengaruhi penjualan di luar Cina. Tapi penjualan di Cina akan banyak meningkat karena ini adalah ponsel flagship 5G paling kompetitif di dunia," terang Yu seperti dikutip dari Android Authority, Senin 23 September 2019.
BACA JUGA: Huawei Rilis Mate 30 dan Pro Tanpa Google Play Store
Seandainya terdampak sekalipun, Yu masih optimis bahwa penjualan Huawei Mate akan tetap meroket.
"Sejak larangan pada bulan Mei penjualan turun, tapi sekarang pulih sangat cepat, konsumen cinta produk kami. Saya yakin kami bisa jual 20 juta seri Mate 30," ujarnya.
Sedangkan untuk menyiasati ketiadaan toko aplikasi Google Playstore di Huawei Mate 30, perusahaan berlogo kipas merah ini menyediakan toko aplikasi mereka sendiri yang bernama Huawei App Gallery (HAG). Saat ini, toko aplikasi tersebut menyediakan sekitar 45 ribu aplikasi.
BACA JUGA: Peluncuran Resmi Huawei Mate 30 Series Dilakukan di Jerman
Seperti diketahui, Huawei masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat. Dampaknya mereka dipersulit menggunakan teknologi dan komponen dari negara Adikuasa itu.
Secara teknis, Huawei Mate 30 sebenarnya masih menggunakan OS Android, tapi tidak menyediakan toko aplikasi milik Google, melainkan milik Huawei sendiri.
Sumber:Suara.com
