Senin, 23 July 2018 07:30 UTC
Manager Humas Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko menunjukkan baseplate rel, di Stasiun Gubeng Surabaya, Senin, 23 Juli 2018.
JATIMNET.COM – PT KAI Daerah Operasional (DAOP) 8 Surabaya mengaku pihaknya telah melakukan pembahasan dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya terkait pemasangan block rel Wonokromo di samping utara Royal Plaza Surabaya.
Hasilnya, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Surabaya mengevaluasi beberapa item yang mungkin menjadi keberatan para kontraktor dalam mengikuti lelang. Sebab, sudah tiga kali dibuka lelang, belum ada satu pun kontraktor yang tertarik untuk mengikutinya.
“Ada beberapa bahan bakunya yang tidak dijual bebas dan hanya dimiliki oleh PT KAI,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati, Kamis, 19 Juli 2018.
Menurut dia, beberapa bahan yang dievaluasi dan tidak dijual bebas. Seperti baseplate, paku tirepon, dan pandrol. Dari pertemuan dengan PT KAI itu, akhirnya juga disepakati bahwa bahan-bahan itu akan disediakan gratis oleh PT KAI.
“Jadi, kekurangannya adalah 80 baseplate, 320 paku tirepon, dan 160 pandol. Semua bahan-bahan itu nanti disediakan gratis dan bisa diambil di Depo Sidotopo,” ujar dia.
Sementara Manager Humas Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko menyebutkan, pihaknya hanya meminjamkan rel bekas saja yang ada di Stasiun Sidotopo, Surabaya.
Terkait item lainnya seperti baseplate, paku tirepon, dan pandrol, Gatut mengaku tidak tahu. Pastinya, KAI hanya meminjamkan rel kereta api bekas itu. Nantinya, rel bekas itu bakal dipotong dijadikan bahan baku block rel.
“Namun mekanismenya tetap Pemkot Surabaya mengajukan surat pinjam karena rel bekas itu masih termasuk dalan aset negara yang tidak bisa diperjualbelikan,” kata dia.
Dalam surat itu terlampir peminjaman dalam rentang waktu tertentu. Bila habis, Pemkot perlu mengajukan lagi surat peminjaman perpanjangan.
Ditanya berapa panjang rel bekas yang digunakan, Gatut mengaku tidak tahu pastinya. ”Saya kurang tahu berapa lonjor yang digunakan,” tambah dia.
Selain itu, PT KAI juga diminta Pemkot untuk membuat rancangan anggaran biaya (RAB) dalan pembuatan block rel sepanjang 24 meter itu. Gatut mengaku, sebelumnya banyak vendor yang ragu menyrtujui lelang proyek itu, lantaran nilai lelang yang terbilang terlalu kecil.
“Mereka takut, kok bisa anggarannya kecil. Maka kami diminta bantuan untuk mengajukan RBA-nya. Sekaligus kami rekomendasikan juga vendor kami yang biasanya agar masuk dalam lelang itu,” jelas dia.
Sebagai tambahan, lelang pemasangan block rel sepanjang 24 meter itu naik dari Rp 430 Juta menjadi Rp 500 Juta. “Kami berharap proyek itu segera selesai dan dapat terurai kemacetan akibat bottleneck di sana,” pungkas dia.