Logo

Serunya Adu Kebut Lintasan Lurus Dengan Sepeda Kayuh

Reporter:,Editor:

Minggu, 09 August 2020 11:00 UTC

Serunya Adu Kebut Lintasan Lurus Dengan Sepeda Kayuh

DRAG BICYCLE. Salah satu peserta drag bicycle mengayuh dengan melaju cepat untuk bisa mencapai finish. Foto: Gayuh.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Jika umumnya sebuah balapan di lintasan lurus atau balapan drag para pebalapnya menggunakan mesin atau sering disebut drag race, kali ini ada yang berbeda, sebuah balapan drag di Ponorogo semua peserta menggunakan sepeda kayuh atau Drag Bicycle.

Bukan hanya seru, jika pada balapan drag race yang pembalapnya menggunakan mesin motor ataupun mobil terdengar suara bising knalpot. Namun di balapan drag bicycle ini lebih terdengar sorak-sorai penonton dan suara nafas pebalap yang ngos-ngosan mengayuh sepedanya sampai ke garis finis guna mencatatkan waktu terbaiknya.

Panitia penyelenggara, Maulana Khusna Surendra mengatakan, balapan yang secara resmi baru pertama kali digelar di Jawa Timur (Jatim). Bahkan di Indonesia ini sangat diminati para pebalap sepeda, baik lokal Ponorogo, lokal Provinsi, bahkan peserta dari luar Provinsi Jatim juga ada.

“Dari target kami sebanyak 100 peserta, ternyata sampai menjelang start sudah ada 115 peserta yang mendaftar dibeberapa kelas balap,” kata Lana sapaan akrabnya, Minggu 9 Agustus 2020.

BACA JUGA: Drag Bicycle Ponorogo di Tengah Pandemi Covid-19 Jadi Serbuan Warganet

Lana menjelaskan dalam balapan drag Bicycle ini dibuka 21 kelas berdasarkan jenis sepeda, yakni MTB, BMX, Sepeda Lipat, Minion Bike, dan Road Bike. Selain itu juga dibedakan berdasarkan umur dan asal para pembalap. 

Dari sejumlah kelas tersebut kelas MTB mendapat jumlah stater terbanyak. “MTB peminatnya paling banyak, karena MTB juga merupakan sepeda sejuta umat. Hampir semua orang memiliki MTB,” jelas Lana.

Ia menuturkan jalannya balapan semua peserta harus adu cepat untuk mendapatkan waktu terbaik di lintasan dengan panjang 151 meter. Kemudian setiap pebalap yang mendapatkan waktu tercepat akan menjadi pemenang disetiap kategori yang dilombakan.

Bahkan keseruan dalam jalannya lomba terlihat beberapa peserta ada yang gagal start karena rantai loss atau lepas akibat terlalu cepat melakukan perpindahan gigi. Hal ini karena para peserta berlomba untuk melahap lintasan sepanjang 151 meter tersebut dalam waktu belasan detik. 

BACA JUGA: 86 Santri Gontor Sembuh Dari Covid-19

Terlihat catatan waktu para peserta yang melanjutkan ke putaran selanjutnya berkisar mulai dari 12 detik sampai dengan 15 detik. “Beberapa atlit lokal Ponorogo juga mulai unjuk gigi. Bahkan ada juga atlit nasional yang mengikuti balap drag sepeda ini,” tutur Lana.

Salah satu peserta balap, Wiji Lestari 20 tahun, mengaku jauh-jauh datang dari Blitar untuk mencoba skillnya adu kebut di kelas women open. Atlit nasional BMX ini akan mencoba peruntungannya dengan menggunakan Road Bike untuk mencatatkan waktu terbaiknya.

Ia mengungkapkan persiapannya untuk mengikuti drag bicycle ini sangatlah berbeda dengan balap BMX yang sering ia ikuti, jika biasanya ia latihan dilintasan dengan banyak rintangan, untuk ikut drag bicycle ia hanya perlu latihan dengan menggunakan Road Bike di jalan raya. “Ini kejuaraan drag bicycle yang pertama kali saya ikuti,” ungkap Wiji.

Sementara itu Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni mengatakan dirinya sangat mengapresiasi panitia lomba karena tetap mengedepankan protokol kesehatan selama dilakukan acara. 

Bahkan untuk menambah semangat peserta lomba ia menambah total uang hadiah lomba Rp 10 juta, dari awalnya total Rp 35 juta, menjadi Rp 45 juta. “Salah satu obat Covid-19 adalah meningkatkan imun dengan olahraga, salah satunya dengan bersepeda,” pungkas Ipong.