Logo

Sepanjang Januari 408 Orang Terjangkit DBD

Reporter:,Editor:

Rabu, 10 February 2021 09:00 UTC

Sepanjang Januari 408 Orang Terjangkit DBD

Ilustrasi Nyamuk Demam Berdarah

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur dr Herlin Ferlin Herliana menyebut angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya turun sepanjang awal tahun.

Bulan Januari 2021 tercatat sebayak 408 pasien menderita DBD, dengan empat orang dinyatakan meninggal dunia. Jumlah itu turun dibanding periode sama tahun 2020 yang mencapai 1.067 pasien, dengan 13 orang meninggal dunia.

"Jumlah penderita DBD ini tercatat turun pada tahun 2021, jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2020 tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 1.067 orang. Untuk jumlah kematian pada Januari 2020 sebanyak 13 orang,” ujar Herlin, Rabu 10 Februari 2021.

Situbondo menjadi daerah dengan pasien DBD terbanyak. Dinkes Jatim menyampaikan, sebanyak 114 orang terjangkit penyakit yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Baca Juga: BD Vs Covid-19

Tempat kedua Bondowoso dengan 42 orang dinyatakan sakit DBD. Kemudian diikuti Jember sebanyak 28 orang, Kabupaten Kediri 13 orang, dan Magetan 23 orang.

Sedangkan jumlah kematian DBD iku Kabupaten Pamekasan sebanyak dua orang, Kabupaten Situbondo sebanyak satu pasien, dan Kota Malang sebanyak satu orang. "Pada bulan ini (Februari) penderita DBD tercatat sebanyak 10 orang tanpa ada kasus kematian," katanya.

Dinkes Jatim terus berupaya untuk menekan angka pasien Covid-19. Berbagai upaya seperti meningkatkan peran masyarakat dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ditingkatkan.

Salah satunya lewat gerakan menguras, menutup rapat tempat penampungan air, menyingkirkan/memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas, memberantas larva dan menghindari gigitan nyamuk (3M plus) melalui kegiatan satu rumah satu jumantik.

Baca Juga: Awas DBD di Jatim Bayangi Covid-19

"Saya ingin titip, pertama jangan biarkan ada air tergenang. Karena ini tempat yang sangat bagus untuk bertelurnya nyamuk. Apabila ada gejala panas segera memeriksakan pada fasilitas pelayanan terdekat, apalagi disertai dengan keadaan kondisi lemah," terangnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera merujuk atau membawa ke fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam, setelah 2 hari tidak turun panasnya setelah minum obat penurun panas.

Menurutnya masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama dengan memberi minum sebanyak-banyaknya. “Minuman berupa air putih boleh dibubuhi gula atau oralit, susu atau air kelapa. Selain itu memberi obat penurun panas, kompres dan bawa ke sarana pelayanan kesehatan terdekat,” katanya.

Baca Juga: ITS Ciptakan Aplikasi e-Jatim Sehat untuk Cegah DBD, Ini Cara Kerjanya

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih mengingatkan untuk tidak lengah. Kendati data turun, namun harus tetap diwaspadai. "Jangan sampai terlalu heavy menangani pandemi Covid-19 sehingga penyakit berbahaya lainnya dilupakan penanganannya," katanya.

Hikmah menyarankan, Dinkes untuk rajin melakukan rekrutmen relawan DBD. Ini penting untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait bahaya penyakit tersebut. Rumah sakit juga diminta memberikan informasi kepada masyarakat terkait penapisan pasien.

“Saat ini banyak sekali masyarakat yang takut untuk periksa ke rumah sakit karena takut tertular Covid-19. Sehingga banyak juga ketika sudah parah baru dibawa ke rumah sakit," tandasnya.