Logo

Seorang Anggota KPPS di Ponorogo Meninggal Karena Kelelahan

Reporter:,Editor:

Jumat, 26 April 2019 08:39 UTC

Seorang Anggota KPPS di Ponorogo Meninggal Karena Kelelahan

PENGABDIAN. Makam Tumirin (54), anggota KPPS yang meninggal setelah bertugas di TPS 22 Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo. Foto: Gayuh Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo - Peristiwa anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Pemilu Serentak 2019 yang meninggal dunia karena kelelahan terus bertambah. Kali ini terjadi di Kabupaten Ponorogo.

Seorang anggota KPPS, Tumirin (54) yang bertugas di TPS 22 Desa Krebet, Kecamatan Jambon dikabarkan meninggal dunia setelah mengeluh sakit karena kelelahan menjalankan tugas. Almarhum meninggal pada Jumat 26 April 2019 pagi sekitar pukul 07.00 WIB dan dimakamkan sekitar tiga jam kemudian.  

“Sewaktu menjadi anggota KPPS belum mengeluhkan sakit dan masih terlihat baik-baik saja,” kata Ketua TPS 22 Sardi Siswoyo saat ditemui di kediaman almarhum.

BACA JUGA: Empat Korban Meninggal Dunia pasca Pemilu di Kabupaten Blitar

Menurut Sardi, pada Rabu 17 April 2019 malam, Tumirin mulai mengeluh kecapaian ketika tengah dilakukan penghitungan. Kendati mengeluh kecapaian, Tumirin tetap melaksanakan tugasnya. Menjelang subuh, Tumirin pamit pulang karena sudah tidak tahan ingin istirahat, padahal penghitungan belum selesai.

“Beliau pamit pulang pada Kamis dinihari sekitar pukul 01.00 WIB karena sudah merasa sangat lelah," kata Sardi.

Keeseokan harinya, meski terlihat sehat, Tumirin mengaku kesulitan tidur. Ia belum menyempatkan diri untuk periksa ke dokter meski ada keluhan tidak enak badan. Ia banyak menghabiskan waktu untuk istirahat di rumahnya.

“Almarhum sebenarnya ada riwayat penyakit darah tinggi, tapi itu sudah lama sekali dan sudah sembuh, memang setelah penghitungan surat suara itu almarhum terlihat sangat kelelahan,” pungkasnya.

BACA JUGA: Pemkot Bantu Bea Sekolah Anak KPPS Surabaya yang Meninggal

Sardi menceritakan almarhum merupakan sosok yang sangat bertanggung jawab dan disiplin. Tumirin bersama anggota KPPS lainnya telah menyiapkan segala kebutuhan untuk pemilu sejak tiga hari sebelum pencoblosan.

Tidak hanya Tumirin yang mengeluh kecapaian. Sardi menduga banyak anggota KPPS merasa kelelahan saat menjalani tugasnya. Tugas KPPS sangat berat karena banyak surat suara yang harus dihitung kemudian direkapitulasi. Karena keesokan harinya harus diserahkan kepada petugas PPK, para petugas ini mau tak mau harus lembur.

Bagi Tumirin, menjalankan tugas sebagai anggota KPPS sebenarnya bukan yang pertama kali. "Sejak pemilu-pemilu terdahulu, beliau selalu rutin menjadi anggota KPPS,” jelasnya.