Logo

Satu-satunya di Jatim, Semua Pasar Tradisional di Situbondo Gunakan E-Retribusi

Reporter:,Editor:

Kamis, 16 September 2021 04:00 UTC

Satu-satunya di Jatim, Semua Pasar Tradisional di Situbondo Gunakan E-Retribusi

BUPATI: Bupati mengecek kartu e-retribusi pedagang di pasar tradisional, Kamis 16 September 2021. Foto: Hozaini

JATIMNET.COM, Situbondo - Semua pasar tradisional di Situbondo sudah beralih menggunakan E-retribusi. Melalui aplikasi Qris pedagang di pasar tradisional juga bisa melakukan transaksi non tunai dengan pedagang.

Langkah terobosan inovasi bagi pedagang tradisional di Situbondo, merupakan satu-satunya di Jawa Timur. Saat ini, sudah ada sekitar 1. 500 atau separuh pedagang sudah beralih menggunakan e-retribusi.

“Ini satu-satunya semua pasar menggunakan e-retribusi di Jawa Timur. Sudah ada 18 pasar di 17 Kecamatan  menggunakan e-retribusi ini,” kata Bupati Situbondo, Karna Suswandi, saat memantau pasar tradisional di Kecamatan Mangaran dan Panji, Kamis, 16 September 2021.

Baca Juga: Donuthing Ekspansi Pasar di Jatim hingga Bali, Dirikan Pabrik di Surabaya

Penggunaan e-retribusi ini sangat mudah. Pedagang hanya butuh memiliki rekening di salah satu bank . Petugas penarik retribusi pasar tinggal melakukan scan barcode yang terpasang di lapak dan uangnya akan  terpotong secara otomatis.

“Penggunaan e-retribusi ini untuk mencegah terjadinya kebocoran. Kami bukannya tidak percaya kepada petugas, tapi ini kami lakukan untuk mengoptimalkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui retribusi,” terangnya.

Menurut Karna Suswandi, selain para pedagang membayar retribusi secara non tunai, pedagang dan pembeli juga bisa melakukan transaksi non tunai. Cukup melakukan scan barcode kemudian memilih barang belanjaan, pembeli secara otomatis sudah mengirim uang ke rekening pedagang.

Baca Juga: UMKM Surabaya 60 Ribu Lebih, Aplikasi E-Local Market Pasarkan Produk UMKM

“Jadi pembeli tak perlu repot-repot bawa uang dari rumah karena khawatir terkena jambret di jalan. Bawa saja HP android kemudian gunakan aplikasi Qris untuk memudahkan transaksi di pasar tradisional. Tentu harus punya rekening dan ada saldonya,’ katanya.

Selain menggunakan e-retribusi, sebagian besar pasar tradisional di Situbondo sudah menyediakan pos ukur. Pedagang yang baru berbelanja di pasar tinggal menimbang sendiri barang belanjaannya saat hendak pulang di pos ukur yang terletak di pintu keluar.

“Misalnya membeli beras 2 kilogram. Pulangnya tinggal di ukur sendiri di pos ukur. Kalau ternyata barang belanjaannya kurang tinggal dikembalikan kepada pedagangnya. Ini bentuk perlindungan kami kepada konsumen,” pungkasnya.