Jumat, 06 November 2020 13:26 UTC
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di Jawa Timur menunjukkan grafik yang membaik. Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 pasien positif tersisa empat persen dari total pasien yang mencapai 54.080.
Data Satgas Covid-19 Jatim per Jumat 6 November 2020, jumlah total pasien sebanyak 54.080 orang. Dari jumlah itu 2.168 orang masih dirawat dan 48.042 orang dinyatakan sembuh. Sementara sebanyak 14.442 orang meninggal.
Epidemiolog Ketua Tim Advokasi dan Surveilans Covid-19 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, dr Windhu Purnomo mengingatkan, masih ada pekerjaan rumah yang masih harus diturunkan. Ia menyebut Jatim harus segera menurunkan angka kematian Covid-19.
Data resmi Satgas Covid-19, Jatim angka kematian 14.442 orang. Namun secara rata-rata angka kematian (case fatality rate/CFR) di Jatim mencapai 7,16 persen dari total kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
BACA JUGA: Tes Swab di Surabaya Tembus 215.869 Spesimen
Menurutnya angka tersebut cukup tinggi dan melebihi data rata-rata kematian secara nasional.
“Ini bukan gambaran baik. Ini yang harus dikejar (diperbaiki). Di Surabaya misalnya, kasus kematiannya berkontribusi cukup besar. CFR terhadap pasien positif di Surabaya mencapai 7,3 persen dari 16.148 pasien di kota tersebut,” ujar Whindu, Jumat 6 November 2020.
Dia mengaku heran, sebab sebenarnya jumlah pasien aktif harian di Jatim terbilang sudah landai. Tetapi yang terjadi angka kematian masih tinggi.
BACA JUGA: Seratus Kelurahan Sudah Nol Kasus Covid-19
“Jadi kasus aktif memang cenderung turun, yang sembuh meningkat. Seharusnya rumah sakit tidak terbebani. Tetapi kenapa kematian masih tinggi?” Windhu menjelaskan analisanya.
Hasil analisa lainnya, lanjut Whindu, ada dugaan masyarakat yang belum melindungi anggota keluarga, tetangga, atau orang di sekitar mereka yang rentan tertular. Terutama kelompok masyarakat yang berpotensi memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Dokter Makhyan Jibril tidak memungkiri angka kematian masih tinggi. Menurutnya catatan ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama-sama.
BACA JUGA: Pasca Libur Panjang, Operasi Swab Hunter Perbatasan Akan Digelar Serentak di 9 Kecamatan
Jibril punya pandangan sendiri soal ini. Menurutnya, tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 di Jatim cukup beragam. Salah satunya kecenderungan masyarakat yang tidak segera memeriksakan diri ketika terpapar.
Ada ketakutan saat akan memeriksakan diri. Begitu mendapat penanganan, justru sudah sulit. “Saat ditangani, kondisinya sudah bisa dikatakan hipoksia atau sudah kekurangan oksigen. Ini masuk kategori berat,” kata dia.
Selain itu, Jibril juga menyebutkan, banyaknya pasien yang disertai penyerta seperti jantung, diabetes dan penyakit lainnya.
Fenomena kematian itu seperti Russian Roulette. "Russian Roulette itu, yang kena satu tapi sembilan lainnya bisa jadi OTG. Nah salah satunya yang kena kalau disertai komorbid akhirnya gejalanya menjadi berat,” tandasnya.