Minggu, 26 September 2021 09:00 UTC
KEJUARAAN: Tim Santriwati Genggong yang menjadi pemenang di kejuaraan International Award Japan, Design, Idea and Invention Expo tengah foto bersama dengan Pengasuh Ponpes, Minggu 26 September 2021. Foto : Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Prestasi yang cukup membanggakan ditunjukkan para santriwati Madrasah Aliyah Model Zainul Hasan Genggong, di Kabupaten Probolinggo. Mereka mampu menjadi pemenang perlombaan karya tulis ilmiah, pada kejuaraan "International Award Japan, Design, Idea and Invention Expo" digelar oleh World Invention Intellectual Property Association (WIIPA), di Jepang.
Adalah Fiorenza An Nafisah, Jinani Firdausiah dan Wilni Wahda Ulwiyati. Meski harus bersaing dalam perlombaan yang digelar secara daring, namun ketiganya mampu menunjukkan kemampuannya. Tergabung dalam satu tim, Santriwati asal Ponpes Genggong tersebut mampu menjadi yang terbaik dari sejumlah tim lainnya, dimana diikuti oleh 35 negara.
Fiorenza mengatakan, di perlombaan karya tulis ilmiah tersebut, tim nya mengambil sample produk Nata De Citrulus yang terbuat dari limbah kulit semangka, dilengkapi Daun Stevia.Produk tersebut, diyakini bisa menjadi alternatif dalam pengobatan pasien penderita diabetes militus, sekaligus berguna pula sebagai sarana pencegahannya.
Fiorenza mengaku tak menyangka, jika tim nya bisa lolos menjadi juara dan mendapatkan emas. Ia bersama tim nya pun, merasa bangga atas pencapaian tersebut. "Alhamdulillah bisa jadi juaranya, tentunya kami merasa senang dan bangga,"Ungkap Fiorenza kepada wartawan, Minggu 26 September 2021.
Baca Juga: Pengasuh Ponpes Genggong Diserang Orang Tak Dikenal
Sementara pemberian medali dan piagam penghargaan sendiri, dilakukan oleh Mohammad Harris Damanhuri Romly selaku salah satu pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, di Masjid Birrul Walidain areal Ponpes setempat.
Pria yang akrab disapa Gus Haris itu mengaku ikut bangga, lantaran santriwatinya bisa berprestasi di kejuaraan karya ilmiah internasional. Apalagi tim mereka, merupakan satu-satunya tim tingkat yang mewakili Indonesia.
"Setidaknya di masa pandemi ini, anak-anak masih tetap berprestasi. Ini merupakan kebanggaan yang luar biasa, harapan kami tidak berhenti sampai disini karena ini sebuah kreasi," terangnya.
Lewat prestasi tersebut, imbuh Gus Haris, menjadi sebuah si'ar jika pesantren mampu melakukannya. Di pesantren menurutnya, sudah menjadi tempat pendidikan yang nyaris tanpa batas.
"Ini menunjukkan bahwa pesantren sudah sangat modern, mereka sudah menciptakan banyak hal. Tidak hanya berbicara tentang agama, tetapi sudah mampu menciptakan sesuatu makanan yang berkaitan dengan kesehatan," ia memungkasi.
