Selasa, 25 September 2018 06:00 UTC
Tumpahan muatan kapal berpotensi menimbulkan sampah di lautan. FOTO: DOK.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kondisi laut di Indonesia mulai memprihatinkan. Berdasar temuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan sampah laut di Indonesia mencapai 1,2 juta ton dengan 37 persennya berjenis plastik yang sulit terurai.
“Sampah laut sudah menjadi masalah dunia, dan plastik adalah jenis paling berbahaya karena sudah masuk ke rantai makanan. Banyak sekali ikan di laut yang memakan plastik setelah dibedah,” kata Dirjen Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Kelautan MR Karliansyah, seperti dikutip dari Antara, Selasa 25 September 2018.
Karliansyah menambahkan temuan 1,2 juta ton itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan KLH pada Oktober 2017 di 18 kabupaten/ kota yang memiliki wilayah perairan atau pantai.
“Temuan survei ini jauh apa yang disampaikan peneliti Prancis yang menyebutkan Indonesia terbesar dunia kedua dalam hal sampah laut. Survei ini sekaligus untuk menyangkal, sebab kondisi Indonesia masih cukup bagus, meski banyak sampah plastiknya,” urainya.
Sumber sampah yang ada di laut terbagi menjadi dua, yakni sekitar 50-70 persen berasal dari daratan dan sisanya dari lautan sendiri. Sampah di lautan biasanya berasal dari kapal dan sarana transportasi yang melintas.
“Kami akan terus melakukan evaluasi, agar punya data dua tahun berturut-turut, serta untuk mencapai target pemerintah yang pada 2025 Indonesia bebas sampah plastik,” katanya.
Ia berharap, upaya bersih-bersih pantai yang dilakukan di Pantai Binor, Probolinggo dapat terus dilakukan masyarakat. Sekaligus menjadi kegiatan rutin guna mengurangi keberadaan sampah di laut sekaligus membangun kesadaran pentingnya laut bagi kehidupan.
“Masa depan Indonesia ada di tangan kita. Dan kegiatan bersih-bersih pantai ini bisa menjadi perilaku rutin bagi setiap pribadi, sebab hal ini tidak hanya untuk hari ini saja tapi ke depannya,” katanya.
Sementra itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jatim Dyah Susilowati mengapresiasi kegiatan bersih-bersih pantai, dan berencana akan menjadikan kegiatan itu rutin di sejumlah pantai Provinsi Jawa Timur.