Logo

Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Surabaya

Reporter:,Editor:

Kamis, 30 June 2022 10:40 UTC

Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Surabaya

PADAT KARYA. Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo di Jalan Labansari Nomor 1 Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, diresmikan, Kamis 30 Juni 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo di Jalan Labansari Nomor 1 Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya diresmikan, Kamis, 30 Juni 2022. Di sana, Pemkot Surabaya berkolaborasi bersama UMKM Batik Serasi untuk menaikkan taraf hidup Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Dengan bersama UMKM di kawasan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya, menjadi tanda pergerakan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Sebab penggunaan lahan atau aset pemkot terus dimaksimalkan dengan tujuan untuk menggeliatkan kegiatan ekonomi kerakyatan.

“Alhamdulillah para senior pembatik ini turun gunung untuk membantu para MBR,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai meresmikan, Kamis 30 Juni 2022.

Menurutnya, para anggota UMKM Batik Serasi memiliki semangat untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Sebab mereka berani mengambil peluang bisnis usaha bagi para MBR di Kecamatan Mulyorejo.

BACA JUGA: Ragam Padat Karya di Surabaya Bisa Berupa Wisata dan Peternakan

“Di Kecamatan Mulyorejo ini, banyak ahli mencanting dan membatik yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Tetapi masih bersemangat untuk memberikan pendampingan dan pelatihan membuat batik,” ia menjelaskan.

Nantinya hasil produksi dari Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo didistribusikan ke Sentra UMKM milik Pemkot Surabaya Kriya Gallery.

“Karena karyanya sangat bagus. Maka saya minta untuk dipasarkan ke Surabaya Kriya Gallery agar setiap tamu Pemkot Surabaya yang datang bisa mengetahui bahwa produk UMKM Surabaya memiliki kualitas yang terbaik,” ia mengungkapkan.

Menurutnya, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini memiliki potensi menjadi salah satu destinasi wisata produksi pembuatan batik di Kota Surabaya.

“Kalau ada tamu, akan saya bawa ke sini untuk melihat proses pembuatan batik. Sehingga orang tahu bahwa Surabaya juga memiliki destinasi pengembangan budaya lokal,” ia menerangkan.

Selain terpesona melihat karya batik di Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, ia juga merasakan gelora semangat dari para MBR yang sedang membatik.

“Sangat luar biasa, memang membatik itu dari hati. Karena saat menorehkan warna, kita bisa hanyut dalam gambar. Maka, ketika membuat batik dari hati, bekerja membangun Surabaya juga harus dengan hati,” ia memaparkan.

Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini juga tidak hanya memproduksi batik saja. Melainkan juga melakukan budidaya ternak lele bersama para MBR Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya. Menurut dia, gotong royong yang dilakukan oleh warga Kecamatan Mulyorejo harus dicontoh oleh warga di wilayah lainnya.

“Kehidupan kota itu lambat laun akan hilang rasa gotong royongnya kalau tidak kita bangun bersama. Alhamdulillah matur nuwun (terima kasih) telah ditunjukkan gotong royong di Kecamatan Mulyorejo dengan membentuk produksi rumah batik dengan pengembangan ternak lele,” ia menguraikan.

Di sisi lain, peluang bisnis produksi pembuatan batik semakin masif di Kota Surabaya. Maka jajaran Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) akan meminta para desainer melakukan pendampingan terhadap Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo dan Kampung Batik lainnya.

“Jadi semakin dimodifikasi akan menjadi harga jual semakin mahal. Kita juga memesan cap batik khusus, agar ada perbedaan atau ciri khas batik di setiap wilayah di Kota Surabaya,” ia menandaskan.

BACA JUGA: Rumah Padat Karya di Sambikerep dan Sememi Kurangi Pengangguran

Sementara Camat Mulyorejo Kota Surabaya Yudi Eko Handono mengatakan bahwa potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Mulyorejo terus disinergikan dengan program padat karya.

“Para anggota Batik Serasi ini merasa senang karena ikut terlibat untuk memberikan pelatihan dan berproses untuk memproduksi batik bersama dengan para MBR,” kata Yudi.

Terkait pengembangan bisnis di Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, ia juga menggandeng perguruan tinggi yang telah bekerjasama dengan Pemkot Surabaya untuk memberikan pendampingan pemasaran dan distribusi produk secara keseluruhan.

“Semangat gotong royong ini terus kami gaungkan di wilayah Kecamatan Mulyorejo. Total 17 MBR yang memproduksi batik dan lele, jika nanti sudah mahir, maka akan kami ganti dengan MBR lainnya,” ia menuturkan.

Di lain pihak, Koordinator Batik Serasi Hudayati Fatmalia mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19, mereka telah berkolaborasi dengan para MBR dengan memberikan pelatihan. Hal tersebut kemudian mendapat respon dan dukungan oleh Camat dan Lurah.

“Alhamdulillah dengan gotong royong, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini bisa berdiri dan akhirnya mendapat banyak pesanan. Sebab, semangat kami adalah untuk membina dan berbagi ilmu, sebagai proses untuk menaikan taraf hidup MBR,” ia mengungkapkan.