Sabtu, 24 November 2018 11:50 UTC
Chief Business Officer PT RFB Teddy Prasetya. FOTO: Baehaqi Almuthoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka Teddy Prasetya mengaku memasuki tahun politik 2019 belum berani melakukan pengembangan usaha.
“Pemilihan presiden (pilpres) kami masih wait and see (melihat dan menunggu). Memang harga emas tidak terpengaruh, karena acuan harganya masih ke Amerika Serikat. Tapi dari sisi bisnis memengaruhi investasi,” ujar Teddy di Sinarmas Land Paza, Sabtu 24 November 2018.
Dia tak menampik gelaran politik yang diselenggarakan tahun depan dikhawatirkan akan berpengaruh pada iklim investasi. Meskipun sebenarnya dibandingkan dengan investasi lain seperti forex (foreign exchange atau valuta asing), perdagangan jangka panjang emas masih jadi produk unggulan.
Sejauh ini pihaknya memilih menahan diri merencanakan melakukan pengembangan bisnis pada tahun depan. “Kita belum ada rencana membuka cabang di kota lain sampai tahun depan, yang sudah memasuki tahun politik,” ungkapnya.
Teddy optimistis hingga akhir tahun ini mampu membukukan transaksi hingga 1,1 juta lot, atau melebihi target awal yakni 1 juta lot. Sebab, selama periode Januari-Oktober 2018, mampu mengemas 960.261 lot atau naik 96,72 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama sebesar 488.108 lot.
“Tahun depan kami tetap menargetkan volume transaksi mencapai 1,2 juta lot. Target itu dipatok karena tahun politik. Kalau tahun-tahun setelahnya saya optimis bisa lebih besar lagi,” urainya.
Menurutnya industri perdagangan berjangka saat lebih menjanjikan dibanding pasar saham. Sebab, menurutnya, sepanjang tahun 2018 ini, pasar saham mengalami kerugian hingga Rp 300 triliun.
Hanya saja yang belum terpenuhi hingga sekarang secara nasional adalah target nasabah yang mencapai 3.000 orang. Sementara hingga Oktober masih tercapai 2.500 nasabah. Teddy berharap jumlah tersebut terus bertambah sebelum tutup tahun.
Di tempat yang sama, Pimpinan Cabang PT Rifan Financindo Berjangka Surabaya Leonardo mengatakan sampai Oktober telah mampu membukukan transaksi sebesar 121.539 lot. Ini berarti ada peningkatan 106,65 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama. “Kalau nasabah tumbuh 30,81 persen atau 225 nasabah hingga Oktober,” kata Leo.