Rabu, 06 February 2019 09:23 UTC
MULAI SURUT. Warga Mor Lorong, Desa Arosbaya Durrahman menunjukkan ketinggian air di dapur rumahnya yang tergenang. Foto: Mustofa.
JATIMNET.COM, Bangkalan – Sedikitnya 150 kepala keluarga di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan harus mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir, Rabu 6 Februari 2019.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan mencatat 150 keluarga itu tersebar di lima desa. Yaitu Desa Arosbaya, Plakaran, Buduran, Belung dan Dlemmer. Tinggi air akibat luapan Sungai Tambengan ini bervariasi. Rata-rata setinggi lutut dan tertinggi hingga dada orang dewasa.
“Terparah terjadi di Desa Arosbaya dan Buduran. Rabu pagi ketinggian air rata-rata mencapai satu meter,” kata Kepala BPBD Bangkalan, Rizal Morris ketika dikonfirmasi, Rabu 6 Februari 2019 siang.
Di Desa Arosbaya, ada dua dusun yang paling parah terdampak banjir yaitu kampung Mor Lorong dan Dhelemman. Kampung Mor Lorong misalnya hanya berjarak selemparan batu dari bantaran Sungai Tambengan.
BACA JUGA: Banjir Di Lautan Pasir Bromo, TNBTS: Itu Hal Biasa
Durrahman (28) warga Mor Lorong mengatakan air pertama kali masuk pekarangan rumahnya pukul 01.00 WIB, bersamaan dengan hujan deras. Setelah menyelamatkan barang elektronik, perabotan dan pakaian, dia membawa anak dan istrinya ke jalan raya untuk mengungsi.
“Jam tujuh pagi (pukul 07.00 WIB), tinggi air masih setinggi dada. Sampai siang ini tinggal setinggi lutut,” kata dia.
Menurut dia, banjir kali ini adalah kali kedua dalam sepekan terakhir. Bedanya, banjir pada 28 Januari 2019 lalu, tak setinggi saat ini. Perbedaan lainnya, banjir pada akhir Januari lalu lebih lama surut. Sedangkan kali ini, banjir lebih besar namun cepat surut.

“Banjir pertama, mulai pukul 14.00 WIB, baru surut pukul 24.00. Tapi banjir sekarang ini lebih cepat surut, dan air laut tidak dalam kondisi pasang,” ujar dia.
Durrahman berharap segera ada solusi dari pemerintah daerah agar banjir bisa segera diatasi. Selain menyusahkan, banjir juga membuat anaknya tak bisa sekolah, lantaran SDN Arosbaya 1 juga tergenang air.
“Dua kali banjir juga tak ada bantuan, setidaknya ada bantuan makanan,” ungkap dia.
BACA JUGA: Foto Nenek Gendong Bocah Saat Banjir Bikin Ribut Netizen
Camat Arosbaya, Anang Yulianto membenarkan bahwa sekolah terpaksa diliburkan. Namun untuk layanan publik di kecamatan tetap buka meski diakuinya kurang maksimal. Alasannya, selain kantor kecamatan ikut tergenang air, meski tak sampai masuk ruangan, banyak juga staf kecamatan yang rumahnya kebanjiran.
“Untuk bantuan makanan, harap sabar. Sudah disiapkan. Kami prioritaskan ke desa yang mudah dijangkau," kata dia.
Anang mengatakan banjir yang melanda wilayahnya merupakan banjir kiriman dari sungai Kecamatan Geger. Sungai Tambengan yang meluap, kata dia, hulunya adalah Sungai Kajjen di Kecamatan Geger.
“Kalau hujan lebat, kami kirim staf untuk memantau sungai di Geger. Kalau saat hujan air di sana berubah keruh, Arosbaya pasti banjir. Saat itulah kami segera umumkan ke warga untuk berhati-hati,” Anang memungkasi obrolan.