Logo
Mereka akan menyeberang ke Sapeken

Ratusan Penumpang Terlantar di Pelabuhan Tanjungwangi Berangkat Besok

Reporter:

Selasa, 29 January 2019 14:00 UTC

Ratusan Penumpang Terlantar di Pelabuhan Tanjungwangi Berangkat Besok

Anak-anak dari Kepulauan Sapeken menunggu kapal berangkat di Pelabuhan Tanjung Wangi. Foto : Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Koordinator Embarkasi Debarkasi Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi Ade Sucipto mengatakan ratusan penumpang akan diangkut ke Pulau Sapeken, Rabu 30 Januari 2019 besok. Para penumpang ini telah tertahan selama lima hari di Pelabuhan Tanjungwangi karena cuaca buruk.  

"Kapal akan berangkat besok," kata Ade Sucipto, Selasa 29 Januari 2019. Dia mengatakan, calon penumpang harus membeli tiket besok pagi untuk mengikuti penyeberangan Rabu 30 Januari 2019. Mereka akan diangkut dengan Kapal Sabuk Nusantara 56 yang memiliki kapasitas 295 penumpang.

Berdasarkan pantauan Jatimnet, Sabtu 26 Januari 2019 lalu, ada sekitar 30 orang calon penumpang yang tinggal di lingkungan pelabuhan untuk menunggu keberangkatan kapal. Kemudian Senin 28 Januari 2019 jumlahnya bertambah menjadi 75 orang. Pada Selasa 29 Januari 2019 ini jumlahnya bertambah menjadi 197 orang. "Mungkin yang di luar sudah dengar rencana pemberangkatan kapal, jadi datang," kata Ade.

BACA JUGA: Puluhan Warga Sapeken Telantar di Pelabuhan Tanjung Wangi

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), informasi kesyahbandaran pulau-pulau kecil dan kapal-kapal besar yang lewat, kondisi cuaca masih cukup aman untuk pelayaran. Sedangkan, Sabuk Nusantara 115 hari ini sudah berangkat dari Surabaya dan diperkirakan pada Rabu besok sudah sampai ke Sapeken.

"Jadi besok SN 115 dari Kangean sudah sampai Sapeken, dan SN 56 berangkat ke Sapeken dari Banyuwangi," kata Ade.

Prakirawan Cuaca Stasiun BMKG Banyuwangi Benny Gumintar menjelaskan gelombang air laut ke Sapeken diperkirakan 0,3 hingga 0,7 meter besok Rabu 30 Januari 2019. Sejak hari Senin 28 Januari 2019 hingga hari ini, Selasa 29 Januari 2019, gelombang air laut jalur ke Sapeken 1 berkisar 1 hingga 2 meter.

"Tapi ini signifikan, bukan tinggi maksimum. Tinggi maksimum, di laut nelayan mungkin menghadapi gelombang 4 meter, walaupun di saat-saat tertentu saja," kata Benny.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan penumpang ini sedianya berangkat menyeberang ke Sapeken dengan Kapal SN 56 pada Selasa 22 Januari 2019. Namun ditunda berdasarkan Maklumat Pelayaran dari Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kemenhub untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim selama tanggal 20-26 Januari 2019.

BACA JUGA: Waspada Cuaca Ekstrem, Gelombang Laut 2 Meter

Para penumpang banyak yang terlantar akibat penundaan pemberangkatan kapal ini. Mereka kemudian ditampung di lingkungan pelabuhan sambil menunggu rencana pemberangkatan berikutnya.

Calon penumpang yang sebelumnya tidur di teras ruang tunggu, setelah 2 hari diperbolehkan masuk ke ruang tunggu yang dilengkapi karpet untuk tidur. Selain itu Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi juga sudah mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mendirikan dapur darurat bagi calon penumpang.

"Kami akan layani mereka (para penumpang terlantar) terus dan membagikan bantuan makanan sampai kapal berangkat," kata Kabid Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana Dinsos Banyuwangi Bambang Sungkono.

Takbir, seorang calon penumpang mengaku telah tinggal selama 3 hari di Pelabuhan Tanjung Wangi. Dia bersama 7 orang kawannya yang bekerja di Muncar datang sejak awal agar tidak kehabisan tiket dan tidak tertinggal keberangkatan kapal. "Kami tunggu biar tidak kehabisan tiket. Karena ingin secepatnya pulang ke kampung halaman," katanya.