Logo

Ratusan Massa Dimotori BEM UMJ Tagih Janji DPRD Jember

Reporter:,Editor:

Kamis, 26 September 2019 12:59 UTC

Ratusan Massa Dimotori BEM UMJ Tagih Janji DPRD Jember

DIMOTORI BEM: Ratusan massa diomotori BEM UMJ mendatangi DPRD Jember. Foto: Faizin Adi.

JATIMNET.COM, Jember - Ratusan massa yang dimotori Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (BEM UMJ) kembali mendatangi gedung dewan untuk menagih janji dari DPRD Jember.

Sebelumnya, saat menerima aksi dari kelompok Cipayung Plus Jember pada Senin 23 September 2019 kemarin, pimpinan DPRD Jember berjanji akan membawa aspirasi mahasiswa ke DPR dan Pemerintah pusat.

"Kami menagih janji dari DPRD Jember yang akan membawa aspirasi para mahasiswa ke pusat. Sejauh ini, kami lihat belum ada realisasi nyata dari janji tersebut," kata Bryan Bagus Bayu Pratama, koordinator aksi BEM UMJ tersebut.

Namun mereka kecewa karena para anggota DPRD Jember dinilai kurang maksimal dalam membawa aspirasi mahasiswa yang menolak berbagai regulasi ngawur oleh DPR dan Pemerintah pusat.

BACA JUGA: Tolak Regulasi Ngawur, Ribuan Mahasiswa Jember Demo DPRD

Sebelumnya, pada Senin 23 September 2019 kemarin, aksi besar-besaran digelar oleh gabungan empat organisasi di Jember. Mereka berasal dari IMM, GMNI, HMI dan KAMMI yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Jember. Para mahasiswa tersebut mengecam sederet RUU kontroversial dari pemerintah.

Aksi demo BEM UMJ ini menjadi demo yang keempat secara berturut-turut di Jember. Sebelumnya, sejak Senin hingga Kamis ini, para mahasiswa dari berbagai elemen, turun ke jalan, mengecam berbagai RUU yang sudah dan akan disahkan oleh DPR bersama pemerintah.

Dalam kesempatan ini pula, massa BEM UMJ juga mengecam aksi represif yang dilakukan aparat dalam mengamankan demonstrasi di beberapa kota.

"Semestinya itu tidak perlu terjadi. Karena kalau tidak diprovokasi terlebih dulu, mahasiswa juga tidak akan bodoh menyerang aparat yang sedang berjaga," papar Bryan.

BACA JUGA: Massa Aksi Demo PMII Jember Kecewa Tidak Ditemui Bupati

Para mahasiswa juga banyak yang membawa spanduk tuntutan dengan kalimat-kalimat yang menarik. Seperti tudingan bahwa pembuatan RUU ini tidak serius dikerjakan oleh DPR. "DPRe Gak Tau Sinau, Bukune Di Gae Turu (DPR tidak pernah belajar, bukunya dibuat tidur)" bunyi salah satu spanduk.

Selain itu, ada juga spanduk bertuliskan "DPR seperti mantanku, kebanyakan omong". Beberapa tagar seperti "Reformasi Dikorupsi" dan "SaveKPK" juga mewarnai spanduk tuntutan aksi.

Aksi massa akhirnya bubar dengan tertib. Mereka juga berupaya untuk tidak ada sampah yang berserakan usai aksi bubar.