Logo

Ramadan, Positif Covid-19 di Jatim Terus Bertambah

Mencapai 662 Orang
Reporter:,Editor:

Kamis, 23 April 2020 15:00 UTC

Ramadan, Positif Covid-19 di Jatim Terus Bertambah

DATA COVID. Data pasien positif dan bergejalan Covid-19 di Jatim hingga Kamis, 23 April 2020. Dok: Pemprov Jatim

JATIMNET.COM, Surabaya – Memasuki bulan Ramadan, orang atau pasien positif Covid-19 di Jawa Timur terus bertambah. Data yang dirilis Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa per Kamis, 23 April 2020, pasien positif Covid-19 hari ini bertambah 25 orang sehingga total sementara 662 orang. 

Tambahan pasien positif Covid-19 itu terbanyak dari Surabaya dengan 11 kasus. Kemudian Sidoarjo lima kasus, Bojonegoro empat kasus, Kota Malang dua kasus, serta Lamongan dan Kabupaten Malang masing-masing satu kasus.

"Posisi kita hari ini (sudah mencapai) 662 (orang) yang konfirmasi positif. Namun yang masih dalam perawatan sebanyak 469 orang," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis malam, 23 April 2020. 

BACA JUGA: DPRD Jatim Ingatkan Permainan Harga Sembako Menjelang Ramadan

Dari 662 pasien positif, 469 orang masih dilakukan perawatan intensif. Sedangkan 127 orang sembuh dan 66 orang meninggal dunia. 

Sedangkan yang dinyatakan sembuh hari ini ada 15 pasien sehingga total yang sembuh menjadi 127 orang atau setara 19,18 persen. 

Sementara itu, hari ini ada enam pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Surabaya. Sehingga total yang meninggal dunia mencapai 66 orang atau setara 9,97 persen.

Khofifah yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur itu memaparkan sejauh ini Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 2.411 orang tapi yang diawasi tersisa 1.215 orang. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 17.265 orang namun yang dalam pemantauan hanya 6.156 orang.

BACA JUGA: Sebulan, Positif Covid-19 di Jatim Hampir Tembus 500 Orang

Melihat masih banyaknya ODP yang tidak bisa dipantau intensif itu, mantan Menteri Sosial itu memohon kepada masyarakat agar tidak keluar rumah kecuali ada urusan sangat penting seperti kebutuhan logistik, kesehatan, perekonomian, atau perdagangan.

"Kalau kita mencegah diri kita, sama halnya mencegah diri kita dari penyebaran orang lain. Maka itu di rumah saja dan keluar rumah hanya seperlunya dan wajib pakai masker. Jika keperluannya sudah selesai, segeralah pulang," ujarnya.