Logo

Purnama Seruling Penataran Blitar untuk Sebarkan Persaudaraan dan Perdamaian

Kolaborasi seniman lokal dan mancanegara.
Reporter:,Editor:

Rabu, 17 July 2019 06:58 UTC

Purnama Seruling Penataran Blitar untuk Sebarkan Persaudaraan dan Perdamaian

GAGANG AKING: Penampilan sendratari, dengan judul Bubhuksah dan Gagang Aking. Foto: Yosibio.

JATIMNET.COM, Blitar - Sejumlah seniman dari Blitar, nusantara, bahkan mancanegara, Selasa malam 16 Juli 2019 pentas dalam satu lokasi, di acara Purnama Seruling Penataran, yang digelar di Candi Palah Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Lewat panggung pelataran komplek Candi Penataran, mereka ingin menyampaikan pesan persaudaraan dan perdamaian untuk dunia. Hawa dingin menusuk tulang, seolah tidak dihiraukan ratusan pengunjung dari berbagai daerah, untuk menyaksikan even internasional ini.

Suasana di kompleks Candi Palah (Penataran), begitu indah. Bulan purnama bersinar menerangi kompleks candi peninggalan tiga kerajaan, yaitu, Kediri, Singosari, dan Majapahit. Sementara ratusan pelita dari obor minyak tanah, serta perpaduan lighting panitia penyelenggara dari Dewan Kesenian Blitar, membuat kesan semakin eksotis di candi terbesar di Jawa Timur ini.

BACA JUGA: Melihat Bunga Sakura yang Mekar di Blitar 

Acara tahunan yang kesembilan kali digelar ini, dibuka dengan pertunjukan fashion batik tutur. Batik khas Blitar yang dikenakan model cantik dan gagah, di pelataran tanah yang merupakan teras candi. Usai fashion batik tutur, giliran penampilan kelompok jaranan pegon dari Blitar, tari khas layaknya wayang orang, yang bercerita tentang gagahnya pasukan kerajaan menghibur para pengunjung.

Sekejap kemudian disusul kelompok tari barongan dari Kelurahan Blitar, yang bergerak lincah dengan barongan berhiaskan bulu merak. Menariknya, penampilan dilanjutkan dengan penampilan kelompok barongsai dan liong dari Klenteng Poo An Kiong, sebagai bagian dari kesenian nusantara.

Kolaborasi semakin indah dengan munculnya seniman mancanegara yang menghibur penonton. Seniman dari Spanyol, Rodrigo Parejo (Spanyol) dengan flute elektrik dan seniman dari Meksiko, Yuliana Meneses Orduno yang menari sambil menebar bunga serta membakar dupa, mewarnai kolaborasi seni budaya ini.

 

MUSIK TARI: Kolaborasi antara musik dan tari mancanegara dengan petikan dawai khas NTT. Foto: Yosibio.

Puncaknya, kolaborasi antara musik dan tari mancanegara dengan petikan dawai khas NTT.  Perpaduan suara flute, dawai, dan gamelan yang dimainkan dua seniman mancanegara dan lokal itu mengalun lembut dan indah.

Pementasan dilanjutkan penampilan sendratari, dengan judul Bubhuksah dan Gagang Aking. Para seniman kemudian mendeklarasikan perdamaian untuk dunia. Mereka bersama-sama menyerukan agar semua manusia menjaga persaudaraan dan perdamaian untuk dunia.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar, Wima Brahmantya mengatakan acara yang menampilkan sejumlah seniman lokal, nusantara, dan mancanegara itu sebagai representasi perdamaian untuk dunia.

BACA JUGA: Kain Raksasa Iringi Jalan Sehat Perdamaian di Blitar

Sedangkan acara dilaksanakan di Candi Palah, kata dia, sebagai simbol kejayaan kerajaan di masa lampau. Candi Palah yang dipercaya sebagai pusat spiritual di masa kerajaan juga bisa menjadi semangat untuk menyampaikan pesan perdamaian.

"Kita ingin mengenang, kejayaan kerajaan majapahit tempo dulu. Seperti diketahui, majapahit dulu bukan hanya nusantara, namun juga mendunia. Makanya kita tampilkan kolaborasi kesenian lokal dan mancanegara," pungkas Wima.

Even yang sempat vakum, tahun 2017 lalu ini, kini akan rutin digelar sebagai destinasi wisata andalan Kabupaten Blitar. Para pengunjung yang sebelumnya hanya sempat mendengar dan melihat dari media sosial maupun cerita orang, kini bisa melihat langsung dari dekat. Seperti pasutri Ozha dan Ninda, yang sengaja menyaksikan acara ini sembari berbulan madu di daerah selatan Gunung Kelud ini.

BACA JUGA: Warga Blitar Berebut 1.000 Tumpeng Puncak Haul Bung Karno

"Ya kita ke sini pengen lihat dari dekat, ini kan acara yang jarang ada ya di Blitar. Kebetulan kami habis nikah, sekalian menikmati panorama candi malam hari plus hiburan menarik seniman lokal dan mancanegara," jawab Ozha kepada wartawan.

Even Purnama Seruling Penataran tahun ini menjadi lebih spesial, karena bertepatan dengan gerhana bulan partial Rabu dini hari tadi 17 Juli 19.