Senin, 21 February 2022 03:40 UTC
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji saat meninjau salah satu gerai umkm binaan Pemkot Surabaya. Foto: Diskominfo Kota Surabaya/Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Gebrakan pemulihan ekonomi dengan menjadikan Maret 2022 sebagai dimulainya rangkaian program padat karya tengah disiapkan. Tujuannya untuk menggerakkan kembali roda perekonomian Kota Pahlawan yang terdampak selama pandemi Covid-19.
"Pemulihan ekonomi itu agenda prioritas di samping penanganan pandemi dan perlindungan sosial. Kita canangkan Maret sebagai dimulainya rangkaian program padat karya. Skemanya sudah ada, kita harapkan ini bisa menggerakkan ekonomi secara lebih masif, berujung pada penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Adapun tiga strategi untuk mengoptimalkan program padat karya tersebut. Pertama, padat karya berbasis UMKM, termasuk di dalamnya para PKL. Saat ini sudah disiapkan sejumlah program intervensi untuk UMKM dan PKL.
”Jadi salah satu yang dimasifkan adalah mendampingi penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM melalui OSS. Ini adalah pintu untuk berbagai intervensi yang akan dikebut. Ada bantuan pelatihan manajemen, bantuan alat usaha, nanti juga ada jembatan permodalan ke perbankan dan sebagainya. Pokoknya total kita scale up UMKM Surabaya,” ia menjelaskan.
Baca Juga: 7 UMKM Berpartisipasi Dalam Open Space Produk UMKM Gelaran PDAM Surya Sembada
Dalam beberapa waktu terakhir juga tercatat intens menggerakkan kantong-kantong UMKM, mulai dari Kampung Wisata Kue di kawasan Rungkut, pengembangan Tunjungan Romansa, hingga pelibatan UMKM dalam produksi seragam dan sepatu pelajar.
”Kita akan rangkai semuanya menjadi sebuah gerakan menggeliatkan UMKM agar omzetnya naik, dan berujung ke pembukaan lapangan kerja,” ia menuturkan.
Dari sisi PKL, akan dilakukan pengembangan dan penataan. Tidak ada konsep asal gusur tanpa solusi.
”Satpol PP tidak asal gusur. Kita kembangkan solusi-solusi penataan karena bagaimanapun PKL adalah warga Surabaya yang mencari makan dengan penuh perjuangan, mereka sangat mulia karena tidak mau menyerah berjuang untuk keluarga, dan tidak berpasrah diri ingin masuk kelompok MBR,” ia mengungkapkan.
”Tapi setelah diberi tempat berdagang yang representatif, aturan-aturannya tetap harus dipatuhi oleh PKL," ia melanjutkan.
Baca Juga: Masuk dalam Kontrak Kinerja, Camat dan Lurah Bantu UMKM Urus NIB-nya
Untuk strategi kedua, adalah optimalisasi dan percepatan belanja APBD dengan melibatkan pelaku usaha lokal termasuk UMKM. Demikian pula program padat karya berbasis infrastruktur akan terus dioptimalkan, sehingga banyak tenaga kerja bisa dilibatkan.
”APBD harus dinikmati warga Surabaya. Kita terus belanjakan APBD untuk memberi nilai tambah ke ekonomi lokal, termasuk lewat program padat karya berbasis infrastruktur kampung-kampung,” ia menegaskan.
Lebih lanjut, strategi ketiga adalah memfasilitasi kolaborasi korporasi besar maupun investor untuk bermitra dengan UMKM Kota Pahlawan. Saat ini sejumlah rencana investasi telah siap direalisasikan. Surabaya juga tetap konsisten mencatatkan diri sebagai destinasi investasi utama di Indonesia, dengan capaian investasi Rp 29,22 triliun pada 2021, tertinggi kedua di tanah air.
”Investor yang masuk ke Surabaya pastinya akan membutuhkan mitra untuk menunjang supply chain bisnis maupun operasional perusahaannya. Di situlah pintu kolaborasi dengan UMKM terbuka, dan akan kami fasilitasi,” ia menekankan.
Tiga strategi tersebut adalah program terintegrasi dalam menggerakkan ekonomi rakyat. ”Jadi untuk ekonomi arus bawah bantalan kita ada tiga program, yaitu pengembangan UMKM-PKL, stimulus lewat APBD, dan kolaborasi dunia usaha atau investasi baru,” ia menandaskan.