Senin, 27 August 2018 12:00 UTC
PTPN X terus memperkuat hilirisasi industri dengan menggerojok PMN sebesar Rp 123 miliar di pabrik bioethanol. FOTO: PTPN X.
JATIMNET.COM, Surabaya – PT Perkebenunan Nusantara (PTPN) X akan memperkuat sektor off farm untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik gula dari 6.500 ton cane per day (TCD/ ton tebu per hari) menjadi 8.000 TCD dan hilirisasi industri.
Peningkatan produksi gula dan industri hilir ini setelah PTPN X mendapat penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 975 miliar. Dari anggaran total anggaran tersebut akan dicomot Rp 875 untuk peningkatan produksi dan hilirisasi, sedangkan sisanya untuk sektor on farm.
Dari total Rp 875 miliar untuk off farm, sekitar Rp 743 miliar untuk pekerjaan Engineering Procurement Construction Commissioning (EPCC) dari PT Barata Indonesia. Diharapkan bisa peningkatan kapasitas Pabrik Gula (PG) Gempolkrep dari 6.500 TCD menjadi 8.000 TCD.
“Pekerjaan ini melingkupi penggantian peralatan proses produksi, pembangunan sistem pengolahan gula dengan skema defekasi remelt karbonatasi, pembangunan boiler, turbin generator baru, dan penerapan sistem automasi,” terang Direktur Utama PTPN X, Dwi Satriyo Annurogo, dalam keterangan resminya Senin 27 Agustus 2018.
Peningkatan kapasitas PG Gempolkrep menjadi 8.000 TCD secara teknis akan mewujudkan pengoperasian pabrik secara otomatis. Sehingga diharapkan proses giling dapat dikondisikan steady state.
Selain itu, sistem defekasi remelt karbonatasi akan meningkatkan kualitas produksi gula dengan ICUMSA < 100 IU. Dengan adanya pengembangan integrated sugar cane based industry, PTPN X mempunyai potensi peningkatan pendapatan hingga Rp 150 miliar per tahun.
Sementara untuk pengerjaan EPCC di pabrik bioetanol, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 123 miliar. Anggaran itu diharapkan untuk membangun fasilitas bisnis hilir, diantaranya Food Grade CO2 Recovery Plant, fasilitas redistilasi Fuel Grade Ethanol (FGE) menjadi Extra Neutral Alcohol (ENA) berkapasitas 100 KLPD, dan modernisasi teknologi proses untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku tetes.
“Program peningkatan kapasitas pabrik gula beserta hilirisasinya bertujuan untuk mewujudkan integrated sugar cane based industry yang terdiri dari pabrik gula, pabrik bioethanol dengan multi product dan Export Power yang bisa dijual untuk meningkatkan kinerja perusahaan,” lanjutnya.
Sementara anggaran sebesar Rp 100 miliar yang bersumber dari PMN dialokasikan untuk pengembangan lahan perkebunan. Saat ini sudah dilakukan survey pada beberapa lahan, dimana ada lahan yang akan diproses lanjut untuk dilakukan kajian oleh tim independen.
Sebelumnya kick off meeting dengan kontraktor EPCC, PT Barata Indonesia, yang dihadiri PT Prosys Bangun Persada selaku Project Management Consultant (PMC), Senin 27 Agustus 2018.