Minggu, 10 November 2019 13:22 UTC
Whisnu Sakti Buana saat memaparkan program unggulan membangun Kota Surabaya di Hotel Bumi, Minggu 10 November 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Surabaya Whisnu Sakti Buana memaparkan program unggulannya jika terpilih dalam pemilihan wali kota (pilwali) 2020 mendatang.
Pasalnya gagasan yang menjadi visi misi menjadi cawali ini akan diterapkan jika ia berhasil memimpin Kota Surabaya tahun 2020-2025. Politikus yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surabaya ini akan lebih menonjolkan nilai kepahlawanan kota.
“Ke depan saya ingin membumikan kepahlawanan di Surahaya. Saya akan bangun monumen pahlawan baik nasional maupun lokal di sudut-sudut kota,” ujar Whisnu saat konferensi pers di Hotel Bumi Surabaya, Minggu 10 November 2019.
BACA JUGA: Maju Pilwali Surabaya 2020, Whisnu Sakti Buana Fokus Pengembangan Ekonomi dan Budaya
Menurutnya pembangunan monumen pahlawan bertujuan menonjolkan identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Monumen pahlawan nantinya dibarengi dengan membangun taman-taman tiap penjuru kota. Apalagi banyak nama jalan di Surabaya yang menggunakan nama pahlawan.
“Seperti Jalan Ahmad Yani ini kan tidak ada patungnya. Mungkin bisa membangun patung di Taman Pelangi,” kata dia.
Pria yang kerap disapa WS ini menyebut pembangunan monumen pahlawan sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa para pejuang. Dengan adanya icon atau identitas tersebut bisa lebih mudah dikenal dan diingat di dunia.
“Apalagi Kota Pahlawan itu cuma ada dua, di Indonesia dan di Polandia. Ini harus kami jaga dan ditonjolkan,” ujar bungsu dari tiga bersaudara itu.
BACA JUGA: Lolos Penjaringan, Awey Siap Raih Simpati Warga Surabaya
Selain mengenalkan pada tingkat dunia, Whisnu berharap warga Surabaya lebih bisa mengenal pahlawan-pahlawan lokal. Pembangunan monument dirasa efektif untuk mengenalkan pahlawan dan menanamkan rasa cinta di masyarakat.
Whisnu juga mengatakan pihaknya akan memaksimalkan pengadaan transportasi umum. Baik subway maupun monorel yang terintegrasi di penjuru kota.
Adanya transportasi umum, Whisnu berharap masyarakat mempunyai alternatif dalam memilih angkutan. Sehingga tidak lagi menggunakan sepeda motor dan mengurangi trafik kendaraan dalam kota.
“Surabaya harus jadi kota maju, daripada terlambat seperti Jakarta yang tetap macet, jadi transporrtasi publik akan dimaksimalkan,” kata WS.