Rabu, 23 January 2019 12:59 UTC
Petani saat memetik buah naga meskipun harga saat ini sedang anjlok akibat over suplai. Foto: dok.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Luas dan produksi hortikultura di Banyuwangi menunjukkan tren positif. Dalam dua tahun terakhir ini lahan hortikultura mampu mendorong pertumbuhan produksi di Kota Gandrung itu.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi Ahmad Khoiri menerangkan bahwa keuntungan dari hortikultura ini cukup besar dibandingkan dengan tanam padi. Sebab padi merupakan tanaman musiman dan membutuhkan perawatan yang lebih ribet.
“Banyak petani yang memilih menanam produk hortikultura lantaran proses tanam hingga panen tidak terlalu lama dan produksinya tidak mahal,” katanya, Rabu 23 Januari 2019.
Dia mencontohkan buah naga yang tidak butuh proses lama dan bisa berbuah kapan saja. Begitu juga dengan perawatannya tidak terlalu membutuhkan air seperti tanam padi.
BACA JUGA: Jatim Ekspor Ribuan Ton Komoditas Hortikultura
Memang Khoiri tidak menjelaskan keuntungan yang didapat, namun secara proses produk hortikultura jauh lebih singkat. Sebab rata-rata produk hortikultura bisa memanen sewaktu-waktu, meski ada jadwal panen raya.
Peningkatan lahan dan produksi ini bisa dilihat dari data yang disampaikan Khoiri. Kepada Jatimnet.com. Dia menerangkan luas lahan lahan hortikultura selalu naik dan mampu mendorong produksi.
“Untuk luas lahan buah naga misalnya, tahun 2015 tercatat 1.152,8 hektare, tahun 2016 mencapai 1.213,3 hektare, sedangkan tahun 2017 naik 1.290 hektare, dan tahun 2018 telah naik menjadi 1.322 hektare,” lanjutnya.
Sementara produksinya selalu positif setiap tahunnya. Tahun 2015 produksi buah naga mencapai 28.820 ton, kemudian tahun 2016 tercatat 30.457 ton, setahun berselang menjadi 42.349 ton, dan tahun 2018 naik 44.140 ton.

Naiknya lahan dan produksi buah naga ini tidak terpengaruh dengan terpelesetnya harga di awal Januari 2019.
Tahun ini harga buah naga terbanting hingga Rp 2.000 per kilogram untuk grade A dari harga normal yang biasanya mencapai Rp 5.000 per kilogram. Harga ini merupakan yang terendah sejak tahun 2015 yang sempat menyentuh Rp 3.000 per kilogramnya.
Terkoreksinya buah naga ini banyak petani yang enggan memanen buah tersebut. Bahkan diantaranya banyak yang membiarkan buah membusuk di pohon atau dimakan binatang.
Selain buah naga, durian yang menjadi salah satu buah andalan Banyuwangi juga naik secara produksi maupun lahan. Tahun 2017 lahan durian hanya 745 hektar naik menjadi 763 hektar, dengan produksi 11.582 ton pada tahun 2017 kemudian naik menjadi 11.909 ton tahun lalu.