Logo

Ponpes Mahfilud Durror Jember Gelar Salat Taraweh dan Puasa Lebih Awal, Ini Alasannya

Reporter:,Editor:

Rabu, 22 March 2023 00:20 UTC

Ponpes Mahfilud Durror Jember Gelar Salat Taraweh dan Puasa Lebih Awal, Ini Alasannya

Kegiatan Salat Taraweh dilakukan Ratusan warga Desa Suger Kidul, Jember.

JATIMNET.COM, Jember - Ratusan warga dan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Mahfilud Durror, Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember menggelar ibadah salat tarawih dan puasa ramadan 1444 Hijriah lebih awal.

Hal itu dilakukan, karena ratusan warga dan santri setempat mengikuti petunjuk yang disampaikan Pengasuh Ponpes Mahfilud Durror Kiai Ali Wafa, dengan perhitungan hisab atau hari.

Sebagaimana sang kakeknya KH M, Sholeh, masih kata Kiai Ali Wafa, yang merupakan asli dari Madura itu datang di Jember mendirikan Pondok Pesantren dengan mengajarkan dan mengenalkan kitab Nazhatul Majalis. Dimana kitab-nya tidak melalui sidang isbat, berdasarkan rukyatul hilal (melihat bulan) seperti yang dilakukan pemerintah dan NU.

"Jadi patokan kami menggunakan Kitab Nazhatul Majalis, itu metode sudah dilakukan sejak kakek saya mendirikan Ponpes pada tahun 1911. Dan, kalau dibilang lebih awal ya saya tidak tahu yang lain. Tapi kalau di (Desa) Suger memang mengawali malam kemarin Salat Tarawehnya. Jadi hari ini kami sudah berpuasa Rabu tanggal 22 Maret 2023,” 

kata Kiai Ali Wafa saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu 22 Maret 2022.

Pertimbangannya, lanjut Kiai Ali Wafa, berpuasa hari ini, sesuai hitungan dari Wuquf (ibadah Haji) wasiat dari almarhum Kiai Hamid Isbad Banyuanyar, yang merupakan sepuh di Madura, Ponpes Banyuanyar.

"Beliau (Kiai Hamid) menyampaikan, boleh diambil hitungannya dari Wuquf tahun kemarin. Saya menghitung, Wuquf kemarin itu jatuh hari Jumat. Jadi Wuquf tahun kemarin itu kami menyebutnya Haji Akbar. Jadi cara menghitungnya pakai Rukun Iman. Rukun Iman ada 6, jadi Jumat, Sabtu, Minggu, Senin, Selasa, Rabu," jelasnya.

"Maka Rabu ini awal Ramadan dan menjalankan ibadah puasa. Malam hari sebelumnya, kita melaksanakan Ibadah Salat Taraweh," imbuhnya.

Kata Kiai Ali Wafa, dengan perbedaan soal awal Ramadan tersebut. Menurutnya tidak menjadi masalah dan pihaknya menegaskan tidak pernah memaksa masyarakat sekitar untuk mengikuti apa yang diyakini 

"Untuk daerah Suger (desa setempat) saya hanya memberi tahu, tidak kemudian mengajak. Kalau mau ikut silahkan, tidak mau ikut juga tidak apa-apa. Yang salah itu kan yang tidak puasa," tegasnya.

"Untuk Salat Taraweh kita ambil 23 rokaat sama seperti pada umumnya. Alhamdulillah selama ini tidak ada masalah, dan meyakini mana yang mau diikuti," ujarnya menambahkan.

Reporter: Arta Hatta