Logo

Polisi: Pentol Bakso Daging Tikus di Madiun Tidak Terbukti 

Reporter:,Editor:

Jumat, 31 January 2020 16:14 UTC

Polisi: Pentol Bakso Daging Tikus di Madiun Tidak Terbukti 

PENTOL BAKSO. Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono menunjukkan hasil uji lab atas pentol bakso yang diduga mengandung daging tikus ternyata tak terbukti, Jum'at, 31 Januari 2020. Foto: Istimewa

JATIMNET.COM, Madiun – Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono menyatakan pentol bakso yang diduga berbahan daging tikus dan viral di media sosial tidak terbukti. Hal ini sesuai dengan hasil uji Laboratorium Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Balai Veteriner, Boyolali, Jawa Tengah. 

Sampel pentol itu diamankan dari ADR dan D, konsumen sekaligus perekam dan pengunggah video peremasan pentol di status WhatsApp. Dalam rekaman berdurasi 24 detik itu terlihat adanya daging berwarna hitam yang dicurigai kaki tikus. 

Selain itu, sampel pentol juga diambil dari SU, penjual bakso di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Pada Sabtu, 25 Januari 2020, ADR dan D membeli bakso di warung SU. Sampel juga diambil dari Ag, distributor bakso yang menjual ke SU. 

BACA JUGA: Bakso yang Dicurigai Berbahan Daging Tikus Diuji di BBPOM Surabaya

"Hasil laboratoriumnya membuktikan pentol bakso itu tidak mengandung daging tikus, borak maupun formalin," kata Ruruh, Jumat 31 Januari 2020.

Menurutnya, daging berwarna hitam  yang dicurigai kaki tikus itu merupakan bagian dari mulut sapi atau cingur. Sebab, tidak terdapat kuku, tidak bertulang, dan tidak terdapat telapak kaki. "Kalau kaki tikus ada kuku, ada telapak kaki dan bertulang. Tapi, dari sampel yang diuji di laboratorium tidak ada," ujur Ruruh. 

Karena tak terbukti, polisi menutup kasus ini. Pihak pembeli dan penjual juga sepakat berdamai dan saling memaafkan dengan dimediasi polisi. 

BACA JUGA: Viral, Bakso Daging Tikus Diduga Beredar di Madiun

Akibat viralnya pentol bakso yang diduga berbahan daging tikus, SU mengaku omzetnya menurun drastis. Sebelumnya, ia mampu mengantongi uang Rp1,5-2 juta per hari. Namun, setelah ada isu tersebut hanya Rp15 ribu hingga Rp50 ribu per hari. 

Namun demikian, SU tidak mempermasalahkan hal tersebut. Apalagi sudah ada kepastian hukum berdasarkan uji laboratoium yang menyatakan pentol baksonya aman dikonsumsi. "Semoga setelah semuanya jelas, dagangan saya kembali laris," tuturnya.