Selasa, 07 July 2020 01:00 UTC
Ketua Umum DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan
JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Umum DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan meminta pemerintah serius memberikan perhatian lebih kepada para tenaga kesehatan. Mengingat pentingnya peran mereka dalam menangani pasien positif Covid-19.
"Kita semua prihatin atas banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar. Ini menandakan perlindungan kita terhadap mereka masih belum optimal. Padahal para tenaga kesehatan inilah yang sangat berperan dalam penanganan wabah Covid-19," ujar Irwan dalam siaran persnya, Senin 6 Juli 2020.
Mantan anggota DPRD Jatim itu mendesak agar penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) pada tenaga medis ditingkatkan. Mulai baju hazmat, hingga masker N95 stoknya harus mencukupi. Pemerintah harus aktif mengecek kondisi tersebut ditiap layanan kesehatan.
Selain itu, kata dia, penting menata ulang rumah sakit untuk menyesuaikan dengan protokol Covid-19. "Misalnya memisahkan koridor pasien Covid-19, ruang ganti tenaga kesehayan yang memadai, ruang istitahat, juga asupan gizi bagi para tenaga kesehatan. Ini kalau tidak dicek satu-satu bisa terabaikan," tegasnya.
BACA JUGA: PKS Jatim Sindir Soal Hukuman Pelanggar Protokol Kesehatan
Irwan juga meminta adanya perlindungan hukum pada tenaga kesehatan. Tidak sedikit tenaga kesehatan yang dituduh tak memperlakukan pasien dengan baik. Padahal sudah sesuai protokol covid-19.
Belum lagi yang mengambil paksa jenazah. "Ini perlu perlindungan dari aparat keamanan agar beban nakes tidak ditambah dengan kekerasan fisik atau pun kriminalisasi," terangnya.
Terakhir, Irwan mengingatkan tentang insentif bagi tenaga kesehatan sebagaimana yang dijanjikan pemerintah. Tidak ada alasan untuk menunda pencairan anggaran ini.
BACA JUGA: PKS Jatim: Pandemi Covid-19 Jadi Ladang Amal Bantu Sesama
"Pencairan ini katanya terhambat soal verifikasi. Saya pikir database tenaga kesehatan pasti sudah lengkap. Karena ada pendidikannya, ada organisasi profesi, ada manajemen rumah sakit, bahkan kepegawaian pemerintah. Tidak seperti data penerima Bantuan sosial (bansos) yang mungkin bisa sangat dinamis. Data nakes ini kan rigid," bebernya.
Sekadar diketahui, di Jawa Timur, tercatat 176 lebih tenaga kesehatan yang terpapar covid-19. Dari angka itu sebanyak 111 diantaranya perawat.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, dari jumlah yang terpapar tersebut, setidaknya 10 dokter dan 8 perawat telah meninggal dunia.
