Logo

Petugas Penyelenggara Pemilu yang Meninggal di Jatim Bertambah

Reporter:,Editor:

Selasa, 23 April 2019 10:10 UTC

Petugas Penyelenggara Pemilu yang Meninggal di Jatim Bertambah

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Petugas penyelenggara Pemilu yang meninggal di Jawa Timur terus bertambah. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menyebut jumlahnya mencapai 19 orang per tanggal 23 April 2019.

Mereka yang meninggal terdiri dari petugas KPPS, PPS, dan Linmas. "Update kami hingga saat ini yang meninggal dunia di Jawa Timur sebanyak 19 orang," ujar Ketua KPU Jawa Timur Choirul Anam, Selasa 23 April 2019.

Selain meninggal, lanjut Anam, setidaknya 47 orang saat ini tengah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan. Penyebabnya berbagai faktor. Ada yang kecelakaan, kelelahan, dan penyakit lama kembali kambuh.

BACA JUGA: Kematian Petugas KPPS di Seluruh Indonesia Mencapai 91 Orang

"Mereka karena kecelakaan saat proses pengiriman logistik, ada yang kelelahan ketika rekap di tingkat kecamatan, ada juga yang karena penyakit yang mereka derita," urainya.

Lamanya waktu penghitungan suara ditengarai menjadi salah satu faktor tumbangnya petugas penyelenggara Pemilu. Rata-rata petugas ini bekerja 24 jam, bahkan ada yang lebih.

Dalam Peraturan KPU, proses penghitungan surat suara tidak harus langsung dilakukan usai pemungutan suara. Petugas tetap diperbolehkan istirahat. Dengan syarat bergantian, harus ada yang menjaga tempat pemungutan suara (TPS). Berapa kali diperbolehkan istrahat, Anam menyerahkannya kepada petugas.

BACA JUGA: Antara Quick Count dan Dukun

Dia berharap petugas yang meninggal dan sakit ini tidak bertambah lagi. Karenanya untuk mengantisipasi ke depan, KPU Jawa Timur meminta agar KPU kabupaten/kota bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam menyediakan tenaga medis.

Petugas penyelengara pemilu diperiksa terlebih dahulu kesehatannya sebelum menjalankan tugas. "Pekerjaan kita di kecamatan masih banyak, belum selesai," tuturnya.

Sejauh ini, menurut Anam, petugas medis sudah terlihat bersiaga di kecamatan mengawal penghitungan suara. Tenaga medis dari dinas kesehatan sudah berjaga memberikan bantuan.

"Memang ada yang stanby, ada yang tentatif karena sifatnya meminta bantuan. Kondisional tergantung daerah masing-masing. Kalau dibutuhkan mereka siap," kata Anam.