Jumat, 30 October 2020 04:00 UTC
PONPES: Wisuda Haflah Qiroatuna dan Amtsilatuna di Ponpes Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo menerapkan protokol kesehatan. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo - Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, merupakan salah satu pesantren “Tangguh” yang secara ketat menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Salah satu pesantren tertua di Indonesia itu memiliki 15.095 santri dan semuanya tidak ada yang terpapar Covid-19
Hal itu dikarenakan, Pesantren Sukorejo telah membentuk Satgas Covid-19 sendiri dan memiliki 150 relawan yang setiap hari mengantarkan kiriman ke asrama santri. Selain itu, di lingkungan pesantren juga disiapkan klinik kesehatan untuk melakukan rapid test bagi tamu dari luar yang akan bertemu pengurus Pesantren mapun pengasuh pesantren KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy
“Ini bentuk ikhtiar kami mencegah penyebaran Covid di pesantren. Kami memperketat penerapan protokol kesehatan sejak santri kembali ke Pesantren sekitar Agustus lalu. Semua santri yang akan kembali ke pondok harus membawa surat rapid tes dari rumah sakit pemerintah,” kata Ketua Satgas Covid-19 Ponpes Sukorejo, Khairul Anwar, Jumat, 30 Oktober 2020
Menurut Anwar, di pesantren Sukorejo dipersiapkan standart protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah. Di sejumlah lokasi disiapkan tempat cuci tangan termasuk di depan setiap asrama santri. Proses belajar mengajar di sekolah juga menerapkan protokol kesehatan Covid. Untuk guru atau dosen dari luar pesantren hanya diperbolehkan mengajar melalui Daring.
BACA JUGA: Cegah Klaster Baru, Polres Situbondo Terjunkan 300 Personil Amankan Tempat Wisata
Begitu pula dengan makan santri telah disiapkan khusus yaitu harus membeli di koperasi atau warung yang ditunuk pesantren dan dijamin sudah steril. “Guru dan Dosen dari luar Pesantren ngajarnya pakai Daring. Untuk anak tetangga yang sekolah di pesantren disediakan tempat duduk tersendiri agar tidak melakukan kontak dengan santri,” ujar doctor lulusan UIN Sunan Ampel Surarabaya tersebut.
Dijelaskan, Pesantren juga melarang wali murid bertemu dengan santri. Mereka yang akan mengirim anaknya di pesantren sudah terjadwal dan kiriman makanan bisa melalui paket sedangkan pengiriman uang bisa di transfer ke rekening yang di persiapkan Satgas Covid pesantren.
Bagi wali murid yang mengantarkan langsung kiriman ke pesantren tetap tidak bisa bertemu dengan anaknya. “Hanya ngatar kiriman saja ke Posko Satgas. Selanjutnya ada 150 ralawan di pesantren yang siap mengantarkan kiriman ke asrama masing-masing santri,” terangnya.
BACA JUGA: Dokter Terkonfimasi Covid-19, Pelayanan Puskesmas ODGJ di Situbondo Ditutup
Anwar menambahkan, pengetataan protokol kesehatan Covid ini merupakan amanah. Wali santri yang memondokan anaknya di Ponpes Sukorejo sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Kiai. Oleh karena itu, melindungi santri dari wabah Coronavirus adalah kewajiban bagi pesantren.
Anwar mengaku, di pesantren Sukorejo juga menyiapkan ruang isolasi mandiri. Bagi santri yang pulang karena ada kepentingan harus rapid test terlebih dahulu di klinik pesantren saat kembali. Kalau hasilnya positif harus kembali lagi ke rumah.
“Kalau hasilnya reaktif harus isolasi selama tujuh hari. Alhamdulillah, sampai sekarang 15 ribu 95 santri Sukorejo tidak ada yang terpapar Covid. Kalau yang sakit ada tapi bukan Covid,” katanya