Senin, 13 April 2020 07:16 UTC
PARALEL. Tim investigasi internal Pertamina EP Asset 4 mempercepat pemulihan pascakebakaran di TOX CPP Gundih Cepu Field, Senin 13 April 2020. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Blora – Pertamina EP Asset 4 mempercepat proses perbaikan dan investigasi pascakebakaran Unit Thermal Oxidizer (TOX) CPP Gundih Cepu Field pada Kamis 9 April 2020 silam.
General Manager Asset 4, Agus Amperianto dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan kerja paralel, yakni melakukan investigasi dan perbaikan kerusakan.
“Saat ini kami bergerak paralel, melakukan investigasi dan melakukan perbaikan. Tim mulai menyiapkan material, memasang crane dan instalansi perancah (scaffolding) pada dinding luar TOX,” kata Agus, Senin 13 April 2020.
Diterangkan Agus, Pertamina EP Asset 4 sengaja melakukan percepatan perbaikan dengan harapan CPP Gundih dapat segera beroperasi kembali.
BACA JUGA: Pertamina EP Pastikan CPP Gundih Sudah Stabil
“Proses investigasi akan mengerucut untuk mengetahui seberapa besar kerusakan akibat kebakaran, sehingga kami bisa menghitung estimasi waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan,” Agus menambahkan.
Perancah atau scaffolding sendiri digunakan sebagai bangunan sementara untuk memberi keamanan pada pekerja yang melakukan perbaikan pada ketinggian. Sementara tim yang dilibatkan sebanyak 28 tenaga kerja.
“Proses instalasi baru mencapai tiga persen, dengan material pendukung yang tiba di lokasi sekitar 30 persen, dengan melibatkan 28 orang. Minggu ini akan kami kejar, doakan semuanya berjalan lancar,” katanya.
BACA JUGA: Pertamina EP Asset 4 Field Poleng Serahkan Bantuan di Tiga Daerah
Lebih lanjut, Agus menegaskan bahwa ini adalah tahap awal dari seluruh rangkaian proses recovery atau pemulihan CPP Gundih.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Jawa Bali Nusa Tenggara atau Jabanusa SKK Migas, Nur Wahidi menyatakan apresiasinya terhadap langkah yang sudah ditempuh Pertamina EP.
“Kami mendukung kelancaran recovery CPP Gundih, karena dengan semakin cepat beroperasi (CPP Gundih), harapan pemenuhan kebutuhan energi dari gas yang dihasilkan bisa berjalan normal,” Nur Wahidi menerangkan.