Logo

Perjuangan Petugas Puskesmas di Surabaya Lakukan Vaksinasi Covid-19 pada ODGJ dan Disabilitas

Reporter:,Editor:

Sabtu, 05 June 2021 12:20 UTC

Perjuangan Petugas Puskesmas di Surabaya Lakukan Vaksinasi Covid-19 pada ODGJ dan Disabilitas

DATANGI WARGA. Petugas Puskesmas di Surabaya turun langsung mendatangi warga dalam vaksinasi Covid-19 bagi ODGJ, penyandang disabilitas, dan MBR. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Perjuangan para tenaga kesehatan (nakes) di Surabaya dalam percepatan pelaksanaan vaksinasi tahap III ini menuai berbagai kisah unik dan menarik. Sebab, berbeda dari vaksin tahap sebelumnya, sasaran pasien yang disuntik vaksin kali ini diperuntukkan bagi masyarakat rentan yakni Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), penyandang disabilitas, dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Kepala Puskesmas Rangkah Dwiastuti Setyorini menceritakan berbagai pengalaman menariknya saat “menjemput bola” atau door to door mendatangi rumah pasien ODGJ dan disabilitas. Di sana, ia mengaku membutuhkan waktu yang tidak sebentar demi membujuk pasien agar tidak terjadi penolakan saat proses vaksinasi. Bahkan, sebelum berkomunikasi dengan pasien, ia memastikan telah mendapat persetujuan dari keluarganya terlebih dahulu.

“Kita meminta izin dahulu kepada anggota keluarganya. Menjelaskan pentingnya vaksin, kita juga terangkan bahwa ODGJ dan disabilitas termasuk kelompok yang rentan. Makanya, harus menerima vaksin lebih dahulu,” kata Dwiastuti, Sabtu, 5 Juni 2021.

BACA JUGA: 8 Ribu Penyandang Disabilitas dan ODGJ Jadi Target Penerima Vaksin di Surabaya

Wanita yang akrab disapa Ririn ini menjelaskan setelah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga, dia didampingi Satuan Petugas (Satgas) Covid-19 di masing-masing wilayah itu ikut membantu bersama-sama membujuk pasien. Seperti hari ini, dia bersama timnya keliling ke rumah pasien di sekitar Bogen, Kelurahan Ploso.

“Para pasien ini bisa dibujuk berkat bantuan satgas juga. Karena satgasnya adalah tokoh masyarakat yang mengayomi wilayahnya itu, jadi lebih mudah dalam memberikan pemahaman,” ia memaparkan.

Dalam sehari, Ririn tidak bisa memastikan berapa jumlah pasien yang dapat disuntik vaksin. Namun,  dia bersama timnya akan terus mempercepat pelaksanaan vaksin di wilayah tiga kelurahan yang menjadi cakupan Puskesmas Rangkah. Tidak hanya itu, ia merinci berdasarkan data per hari ini, jumlah pasien disabilitas yang sudah divaksin sampai dengan hari ini mencapai 72 pasien. Sedangkan untuk pasien ODGJ berjumlah 10 orang.

BACA JUGA: Hindari Penularan Covid-19, Sebanyak 10.190 Warga Penghuni Rusun di Surabaya akan Divaksin

“Karena wilayah kami totalnya ODGJ sekitar 86 orang. Jadi sisanya kami akan terus kebut agar lekas selesai. Tentunya dengan cara humanis dengan durasi waktu yang berbeda-beda. Tetapi sejauh ini tetap aman terkendali,” ia menjelaskan.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Kepala Puskesmas Tambakrejo Yekti Hapsari. Dia memastikan proses vaksinasi untuk wilayahnya setiap hari dilakukan secara bertahap. Selain itu, Yekti menegaskan, total sasaran di wilayah puskesmas tersebut sebanyak 65 orang ODGJ dan 75 penyandang disabilitas.

“Alhamdulillah untuk yang ODGJ sudah tervaksin sebanyak 17 orang dan disabilitasnya 13 orang,” kata Yekti Hapsari.

BACA JUGA: Gencarkan Vaksinasi Covid, Petugas Puskesmas di Surabaya Datangi Rumah Warga

Setiap pagi mulai pukul 08.00-13.00 WIB, dia berkeliling ke rumah-rumah pasien untuk memasifkan proses vaksinasi itu. Alhasil, pelan tapi pasti dalam sehari ini setidaknya, ada 12 orang  ODGJ yang berhasil disuntik.

“Lalu nanti untuk penjadwalan vaksin kedua, kami hubungi keluarganya. Semua ini terasa lebih mudah karena Satgas Covid-19 setempat ikut membantu,” ia mengungkapkan.

Di lain pihak, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita memaparkan berdasarkan data kumulatif per Jumat, 4 Juni 2021, jumlah pasien yang divaksin sudah mencapai 1.131.051 jiwa. Dia merinci, untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) berjumlah 91.748 orang. Kemudian pelayanan publik berjumlah 636.322 orang, lalu untuk lansia 399.684 orang.

“Berikutnya, untuk ODGJ dan disabilitas totalnya 1.465 orang. Terakhir masyarakat umum pra lansia sudah mencapai 1.832 orang,” kata Febria.