Senin, 15 July 2019 14:28 UTC
MASIH PERKASA. Emas dan perhiasan masih menjadi primadona dengan kenaikan ekspor mencapai 84,74 persen. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat neraca perdagangan Jawa Timur selama bulan Juni 2019 defisit sebesar 50,02 juta dolar Amerika Serikat.
Ekspor Jatim pada Juni 2019 mencapai 1,51 miliar dolar AS atau turun 16,55 persen dibandingkan Mei 2019. Sedangkan impornya pada bulan Juni 2019 sebesar 1,56 miliar dolar AS, atau turun 24,17 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Komoditas ekspor non migas seperti permata dan perhiasan masih menjadi andalan Jatim,” kata Kepala BPS Jawa Timur, Teguh Pramono, Senin 15 Juli 2019. Sepanjang Juni transaksinya mencapai 346,80 juta dolar AS, atau naik 84,74 persen dibanding bulan sebelumnya.
BACA JUGA: Darmin Sambut Positif Neraca Perdagangan Mei Surplus
Sedangkan ekspor yang turun cukup terbesar yakni kayu dan barang dari kayu, dari 124,91 juta dolar AS menjadi 71,41 juta dolar AS. “Penurunannya mencapai 53,50 juta dolar AS untuk barang dari kayu,” Teguh menambahkan.
Sementara komoditas impor non migas hampir seluruh komoditas yang masuk sepuluh besar turun, kecuali gula dan kembang gula. Menurut laporan BPS Jatim, impor gula dan kembang gula naik 17,69 persen. Sepanjang Juni 2019 impor komoditi ini mencapai 40,26 juta dolar AS.
“Tiga impor tertinggi non migas lainnya, seperti mesin-mesin/pesawat mekanik turun 39,90 persen. Kemudian golongan plastik dan barang dari plastik turun 24,86 persen dibanding tahun lalu,” urainya.
BACA JUGA: Jatim Terbelit Defisit
Adapun negara tujuan ekspor non migas terbesar masih ke Jepang yang nilainya mencapai 1,379 miliar dolar AS, disusul AS sebesar 1,280 miliar dolar AS, sedangkan Cina 1,073 miliar dolar AS.
“Kalau untuk ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN mencapai 1,744 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas ke Uni Eropa mencapai 828,06 juta dolar AS,” tandasnya.
