Logo

Penulis Cerita Horor KKN di Desa Penari Buka Suara

Reporter:,Editor:

Sabtu, 31 August 2019 12:48 UTC

Penulis Cerita Horor KKN di Desa Penari Buka Suara

Foto: Ilustrasi/Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Penulis cerita horor KKN di Desa Penari melalui akun twitter @simpleM8138523 akhirnya buka suara terkait kebenaran kisah enam orang mahasiswa yang melaksanakan KKN di lokasi yang diduga berada di daerah Bondowoso atau Banyuwangi, Jawa Timur.

Melalui Youtube yang diunggah oleh Raditya Dika sejak Jumat 30 Agustus 2019 dengan judul “Klarifikasi KKN Desa Penari Langsung Dari Sumbernya @SIMPLEM81378523” kini menempati trending di kanal Youtube dengan lebih dari empat juta penonton, hingga Sabtu 31 Agustus 2019 petang.

“Sebelum kita membahas cerita KKN di Desa Penari, awalnya saya mencoba menghubungi dia tapi tidak dibalas. Setelah cerita ini viral baru bisa menjawab sekarang. Saya tanyakan beberapa pertanyaan dan ini jawabannya,” kata Raditya Dika, Jumat 30 Agustus 2019 melalui akun youtubenya.

Kepada Raditya Dika, pemilik akun mengaku menulis cerita horor berdasarkan kisah teman ibunya, kemudian ditulis melalui sudut pandang narasumber yang disamarkan dengan nama “Widya” dan seorang narasumber lainnya yang ditulis dengan nama “Nur”.

BACA JUGA: Cerita Horor KKN di Desa Penari Viral  

“Saya bujuk akhirnya beliau mau, karena semua yang terlibat akan saya samarkan, mulai dari universitas, lokasi tempat, semua saya set ulang dalam bentuk narasi cerita tanpa mengurangi pengalaman beliau. Tujuannya agar pembaca dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari cerita yang saya tulis ini,” ungkap penulis cerita kepada Raditya Dika melalui voice note.

Ia mengakui jumlah mahasiswa yang terlibat sebanyak 14 orang dan seorang dosen pengawas, namun agar tidak kewalahan menulis, ia mengerucutkan menjadi enam orang mahasiswa saja. Sementara mengenai spekulasi lokasi yang beredar di berbagai linimasa, ia menyebut sebagai sebuah kesalahan yang telah dilakukan.

“Kesalahan saya, saya sebenarnya masih memberi clue (pentunjuk), saya benar-benar menyesal. Jujur saja saya merasa terganggu, apalagi narasumber juga merasa terganggu, saya bilang ke narasumber, cepat atau lambat cerita ini akan reda dengan sendirinya,” jawabnya.

Penulis dengan akun anonim itu menjelaskan, awalnya ia tidak percaya ketika mendengarkan puncak cerita dari dua orang narasumber saat dua orang temannya benar-benar harus meregang nyawa. “Saat saya mendengar klimaks dari narasumber, saya tidak percaya,” tambahnya.

BACA JUGA: Ghost Parade, Gim Horor Buatan Indonesia

Mengenai dugaan warganet tentang lokasi kejadian, ia menyebut itu merupakan hak dari setiap orang. “Semua orang berspekulasi, tapi ada tebakan benar, saya tidak bisa jelaskan lebih jauh,” ujarnya.

Setelah berkembangnya cerita hingga ditulis ulang oleh berbagai media massa, ia mengaku tidak dapat berkata–kata dan menjelaskan bahwa tulisan tersebut murni untuk pembelajaran.

“Saya murni mengangkat untuk pembelajaran agar menjaga tata krama saat KKN, tidak melakukan hal-hal seperti itu. Itu alasan saya dan narasumber sepakat menulis ulang cerita itu, tolong jangan berspekulasi terlalu jauh juga, kasihan pihak narasumber, saya ikut bersimpati atas yang terjadi,” tuturnya.