Logo

Pentingnya Literasi Kesehatan Reproduksi Wanita bagi Pelajar 

Siswi MI di Banyuwangi Diberi Literasi Kesehatan Reproduksi Wanita
Reporter:,Editor:

Jumat, 22 April 2022 10:00 UTC

Pentingnya Literasi Kesehatan Reproduksi Wanita bagi Pelajar 

EDUKASI REPRODUKSI. dr. Kurnia Alisa Putri, Sp.PD memberikan edukasi kesehatan reproduksi pada siswi-siswi MI Darun Najah II Banyuwangi di Taman Sritanjung, Kamis, 21 April 2022. Foto: Dok. MI Darun Najah II Banyuwangi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darun Najah II, Kelurahan Tukang Kayu, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, mengedukasi siswi-siswinya tentang perawatan organ kewanitaan, Kamis, 21 April 2022. Hal itu mereka lakukan di tengah minimnya literasi kesehatan wanita sehingga kerap menimbulkan penyakit. 

Kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah mengatakan pihaknya memiliki sekitar 200 orang pelajar yang seluruhnya perempuan. Banyak dari mereka yang telah mengalami haid, namun belum memiliki cukup pengetahuan untuk merawat kemaluan maupun kesehatan diri secara umum.

"Soalnya banyak wanita itu kena kanker payudara, kanker serviks. Kadang-kadang karena tidak bisa merawat dengan baik ketika haid," kata Ajid, sapaannya.

Siswi peserta kegiatan yang ditujukan sebagai peringatan Hari Kartini itu dibagi menjadi dua kelompok bertempat di Taman Sritanjung, pusat kota Banyuwangi. Kelompok kecil untuk pelajar kelas 1 sampai 3 dan kelompok besar untuk kelas 4 sampai 6.

BACA JUGA: Siswi MI Darun Najah Banyuwangi Diberi Edukasi Bumbu Dapur dan Kesehatan Reproduksi

Kelompok besar mendapatkan materi merawat organ kewanitaan dari seorang dokter perempuan dan dilengkapi gambar pendukung. Materi meliputi cara cebok yang baik dan pemilihan sabun untuk organ kewanitaan, serta penggunaan pembalut wanita yang tepat.

Para siswi aktif menyampaikan pertanyaan dan menyadari sebelumnya belum merawat organ kewanitaannya dengan tepat. Ajid mengatakan tawaran hadiah dan hadirnya sosok dokter sesama wanita membuat mereka aktif bertanya dan berkonsultasi. 

Sementara kelompok siswa kecil mendapatkan materi pengenalan pada bumbu-bumbu dapur agar memiliki bekal pengetahuan ketika membantu ibunya di rumah. Kegiatan pun dilanjutkan pembagian 500 bungkus takjil di sekitar Taman Sritanjung.

EDUKASI. Kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah memberikan edukasi pada siswi MI setempat di Taman Sritanjung, Banyuwangi, Kamis, 21 April 2022. Foto: Dok. MI Darun Najah II Banyuwangi

Ajid menjelaskan pihaknya juga kerap menyisipkan pendidikan karakter dalam kegiatan inti pembelajaran di sekolah, termasuk di antaranya memotivasi mereka agar memiliki cita-cita tinggi dan berjuang meraihnya. 

"Kami sengaja hadirkan dokter perempuan itu juga untuk anak-anak biar punya motivasi pengen jadi dokter, jadi orang berhasil," kata Ajid.

BACA JUGA: Ini Hal yang Wajib Diketahui Wanita soal Kanker Serviks

Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam yang memberikan materi, Kurnia Alisa Putri, mengatakan anak-anak sudah harus diajarkan tentang kesehatan reproduksi sejak berusia tiga tahun. Namun, cara penyampaiannya berbeda dengan cara menyampaikan pada anak usia SD.

“Kalau pada anak usia 3-5 tahun mungkin bahasanya tidak sejujur kita bicara pada anak SD. Kalau anak SD sudah belajar biologi sehingga kita bisa menjelaskan lebih detail,” katanya usai memberikan materi.

BAGI TAKJIL. Para siswi MI Darun Najah II membagikan takjil pada tukang becak di sekitar Taman Sritanjung, Banyuwangi, Kamis, 21 April 2022. Foto: Dok. MI Darun Najah II Banyuwangi

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini, untuk pencegahan dan perawatan organ kewanitaan harus dilakukan sejak usia 3 tahun. Hal ini harus disampaikan pada anak-anak bahwa organ kemaluannya adalah sesuatu yang harus dilindungi, dijaga, dan tidak boleh semua orang tahu.

Anak-anak juga harus memahami bagaimana cara membersihkan organ vitalnya. “Mereka harus memahami saat mereka kencing harus dibersihkan dengan air. Pembersihan harus dilakukan dari depan ke belakang, bukan dari belakang ke depan. Karena itu akan meningkatkan risiko kuman dari anus untuk naik ke saluran kencing,” katanya.

Dokter yang bertugas di RS Yasmin, Banyuwangi ini menambahkan untuk pencegahan penyakit pada organ reproduksi, usia yang paling ideal untuk anak diberi edukasi adalah mulai kelas III SD karena pada usia ini mereka sudah paham.

“Karena untuk mempersiapkan mereka menstruasi. Biasanya umur 8 tahun atau kelas IV SD sudah mulai menstruasi,” katanya.

Ia juga menjelaskan bagaimana cara mengganti pembalut dan berapa kali harus diganti saat sedang haid. Misalnya, sehari minimal tiga kali. Menurutnya, hal itu tergantung pada pendarahan dan aktivitasnya juga.

BACA JUGA: Inovasi Game Inovatif Ajarkan Pentingnya Edukasi Seksual

“Hal-hal simpel seperti itu sih sebenarnya. Ganti celana dalam seperti apa, perawatan celana dalam seperti apa, harus dijemur, harus diletakkan yang tidak lembab, yang kering,” ujar dokter yang akrab disapa Puput ini.

Para siswa juga dibekali pengetahuan tentang kanker serviks dan kanker payudara serta cara pencegahannya. Sebab, jika mereka menikah pada usia muda, maka akan lebih mudah terserang kanker serviks.

“Tapi sekarang pencegahannya ada vaksin,” ujarnya.

Ia mengatakan usia yang paling rentan terserang kanker serviks rata-rata usia 40 tahun ke atas. Namun, banyak kasus juga ditemukan perempuan berusia 27-28 tahun terkena kanker serviks karena mereka menikah di usia yang sangat muda.

“Jadi banyak dari pelosok (desa), menikahnya masih muda, beberapa tahun kemudian ditemukan menderita kanker serviks,” katanya.