Senin, 13 June 2022 07:00 UTC
KHILAFATUL MUSLIMIN. Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI) Khilafatul Muslimin di Desa Simbaringin, Kecamatan Kuterejo, Kabupaten Mojokerto, Senin, 13 Juni 2022. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Polda Metro Jaya dikabarkan menangkap salah satu petinggi organisasi Khilafatul Muslimin berinisial AS di Mojokerto, Jawa Timur. AS disebut-sebut sebagai Menteri Pendidikan dari Khilafatul Muslimin. Penangkapan AS dilakukan, Senin dini hari, 13 Juni 2022.
Namun tidak diketahui secara pasti apakah penangkapan dilakukan di dalam kompleks Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI) Khilafatul Muslimin di Mojokerto atau di tempat lain yang masih berada di Mojokerto.
Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI) Khilafatul Muslimin di Kabupaten Mojokerto tersebut berada di Desa Simbaringin, Kecamatan Kuterejo.
Saat Jatimnet.com mendatangi lokasi ponpes tersebut, kondisi ponpes terlihat sepi dan hanya terlihat seorang pengasuh ponpes dan ustaz yang berada di gazebo tepat di pintu masuk sebelah kanan.
BACA JUGA: Viral Soal Ujian Khilafah, Begini Kata Kemenag Jatim
Bangunan ponpes ini sangat sederhana, hanya dibangun dengan tembok dari bata ringan dan atap dari asbes. Tampak beberapa tandon air sebagai penampung air yang biasanya diambil dari air tanah yang disedot.
Cat pada bangunan berupa asrama dan seperti kelas didominasi warna putih dan kombinasi hijau yang selama ini jadi simbol wana Khilafatul Muslimin. Area ponpes hanya dibatasi dengan pagar dari seng yang dicat warna hijau.
Tepat di luar pagar yang berbatasan dengan jalan kampung terpampang papan nama Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI) Khilafatul Muslimin dengan keterangan kata GRATIS sebagaimana promosi yang dilakukan di setiap cabang ponpes yang dikelola Khilafatul Muslimin.
Saat dikonfirmasi, pengasuh Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI) Khilafatul Muslimin, Mojokerto, Muhammad Nur Salim, membantah adanya penangkapan salah satu petinggi Khilafatul Muslimin di ponpes setempat yang dilakukan Polda Metro Jaya.

KHILAFATUL MUSLIMIN. Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI) Khilafatul Muslimin di Desa Simbaringin, Kecamatan Kuterejo, Kabupaten Mojokerto, Senin, 13 Juni 2022. Foto: Karina Norhadini
"Tidak ada penangkapan di sini, saya baru tahu malah dapat informasi dari intel di sini. Ada yang ronda juga kok," ucapnya.
Warga Lampung ini mengaku kaget tentang informasi penangkapan AS yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin. Bahkan, pria berusia 25 tahun ini mengaku tak mengenal AS.
BACA JUGA: Pro dan Kontra Mengenai Soal Ujian Bermateri Khilafah di DPRD Jatim
"Identitasnya tidak jelas. Kalau identitasnya jelas, khan baru bisa ngomong saya kenal atau tidak," ujarnya.
Informasi penangkapan tersebut rupanya tak mengganggu aktivitas keseharian para santri dan ustaz ponpes setempat. Nur Salim mengaku baru satu tahun menjadi pengasuh ponpes yang saat ini masih memiliki 24 santri tersebut. Dari 24 santri, sebanyak sembilan santri laki-laki dan 15 santri perempuan.
Menurut Nur Salim, santri-santri ini sebagian berasal dari Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, dan beberapa dari luar Mojokerto, seperti Surabaya dan Madura. Mereka berumur dari usia 6 sampai 9 tahun.
"Saya baru satu tahun jadi pengasuh. Memang aktivitas mereka fokus hapal Al Quran 9 juz kalau di sini. Ini kebetulan istirahat tidur," katanya.