Logo

Penanganan Covid-19, DPRD Jatim: Penambahan Rumah Sakit Rujukan Harus Skala Prioritas

Reporter:,Editor:

Sabtu, 09 May 2020 11:40 UTC

Penanganan Covid-19, DPRD Jatim: Penambahan Rumah Sakit Rujukan Harus Skala Prioritas

Anggota DPRD Jawa Timur Komisi B dari Fraksi Demokrat, Agung Mulyono

JATIMNET.COM, Surabaya - Anggota DPRD Jawa Timur, Agung Mulyono mengapresiasi upaya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam menambah Rumah Sakit Rujukan untuk penanganan Covid-19. Pun demikian, ia mengingatkan agar Pemprov Jatim memprioritaskan Surabaya Raya dan Malang Raya. 

Ia juga khawatir, jika tidak diperhatikan jumlah bed di rumah sakit di wilayah tersebut bisa melebihi kapasitas. “Kami apresiasi dan mendukung penambahan Rumah Sakit rujukan. Tapi harus ada skala prioritas by data, utamakan Surabaya Raya dan Malang Raya," ujar Agung yang juga duduk sebagai anggota komisi B tersebut, Sabtu 9 Mei 2020. 

Untuk itu, politisi Partai Demokrat tersebut mengingatkan, penting adanya tim khusus yang monitoring dan evaluasi (Monev) pada rumah sakit rujukan. "Setiap pekan dan bulan, ya (kalau bisa monitoringnya), sehingga betul-betul optimal dan terukur kinerjanya," katanya.

BACA JUGA: Khofifah Setuju, PSBB Malang Raya Segera Diajukan ke Kemenkes

Agung juga mengusulkan adanya notulen untuk mencatat semua progres dan problemnya terhadap Rumah Sakit rujukan. "Memang Covid-19 belum selesai tapi saya yakin dengan effort yang iramanya Seperti ini maka akan segera selesai. Dan akan kita rasakan indah pada waktunya," ungkapnya. 

Mengenai PSBB di Surabaya Raya, Sidoarjo dan Gresik, Agung menyebutkan bahwa belum bisa dikatakan gagal. Sebab, batas waktunya masih belum selesai. "Kita tunggu sesuai batas waktunya. Semua pihak mari berperan masing-masing terhadap pencegahan penyebaran Covid-19, di mulai dari yang terkecil diri kita sendiri, dan hari ini," ujarnya. 

Data Pemprov Jatim per hari ini totalnya ada 85 rumah sakit rujukan. Dari 85 rumah sakit rujukan ini, per hari ini ada 2.499 total ruang isolasi dan ruang observasi di rumah sakit. Rinciannya 61 ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator.

Kemudian juga sebanyak 256 ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator, lalu sebanyak 533 ruang isolasi tanpa tekanan negatif, sebanyak 699 ruang pengembangan ruang isolasi tekanan negatif, serta 950 ruang observasi.