Minggu, 08 September 2019 07:08 UTC
Kawasan Java Integrated Industrial Port Estate milik konsorsium PT Pelabuhan Indonesia III dan AKR. Foto: JIIPE.
JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan terus mematangkan Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jatim (RPIP).
Sebab sejauh ini respon pemerintah pusat cukup positif dan diharapkan pembangunan kawasan industri ini melibatkan kota/ kabupaten serta investor.
“Kami terkejut respon (pemerintah) pusat untuk mengembangkan industri di Jatim. Pemerintah pusat meminta terus dilakukan sinkronisasi dengan pemerintah tingkat dua,” kata Khofifah, Kamis 5 September 2019 kemarin.
Dalam beberapa pekan terakhir, mantan menteri sosial tersebut terlihat bolak-balik Jakarta-Surabaya. Rapat maraton ini dilakukan untuk mematangan sentra industri di Jawa Timur. Menurutya, akan ada klaster baru yang lebih merata di Jatim.
BACA JUGA: Jatim Kembangkan 31.784 Hektare Kawasan Industri
“Tidak ada lagi Gerbangkertosusila (merujuk Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Nantinya akan ada klaster di Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan, kemudian Probolinggo dan Lumajang,” kata gubernur kelahiran Surabaya itu.
Diakui Khofifah, klaster pusat industri yang tengah dibahas saat ini lebih detail. Tidak hanya sebatas wilayah Selingkar Ijen, Wilis, dan Probowangi (Probolinggo-Banyuwangi). Tetapi luasannya lebih padat di sejumlah kota dengan pengelompokkan kluster.
Selingkar Wilis misalnya, tak lagi kabupaten/kota di sekitar Gunung Wilis, namun sudah dibagi menjadi Kediri Raya dan Blitar Raya. “Kami membuat klaster opsi yang memungkinkan rencana induk bisa lebih detail,” ungkapnya.
Selanjutnya, dari klaster yang telah dibagi ini akan ditawarkan kepada investor. Tinggal nanti para penanam modal memilih tempat sesuai kebutuhannya. “Yang akan kami bahas adalah pemetaan investor. Nanti bupati/ wali kota ingin saya ajak diskusi detailnya,” urainya.
BACA JUGA: Masuk Era Industri 4.0: Teknologi yang Harus Menyesuaikan Kondisi Masyarakat
Khofifah berharap pemerintah kabupaten/kota juga ikut aktif dalam pembahasan klaster pusat industri. “Sehingga bisa segera nyekrup diikuti seluruh kabupaten/kota yang lain,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, lahan yang sudah tersedia seluas 5.066,5 hektar dari total pengembangan seluas 31.748,78 hektar. Adapun lahan yang tersedia itu tersebar seperti di Gresik, Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Mojokerto, Lamongan, dan Madiun.
Nantinya, lanjut Khofifah akan ada tujuh klaster pengembangan wilayah dan potensi investasi. Salah satunya adalah klaster metropolitan untuk sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa yang terdiri atas Surabaya, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan.
