Logo

Pemkot Surabaya Janjikan Biaya Penelitian Gempa pada Tim Riset ITS

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 October 2019 10:11 UTC

Pemkot Surabaya Janjikan Biaya Penelitian Gempa pada Tim Riset ITS

WASPADA GEMPA. Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dalam “Diseminasi SNI Bangunan Tahan Gempa dan Penelitian Gempa Kota Surabaya” di Auditorium Pusat Riset ITS Surabaya, Kamis 3 Oktober 2019. Foto: Lathifiyah.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya menjanjikan dukungan biaya pada Pusat Riset Institut Teknologi Sepuluh Nopember untuk meneliti potensi gempa di Surabaya.

“Kalau penelitian yang sudah dilakukan menggunakan APBN. Tahun depan akan kami support dengan APBD agar penelitiannya lebih dalam lagi,” kata Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat menghadiri acara “Diseminasi SNI Bangunan Tahan Gempa dan Penelitian Gempa Kota Surabaya” di Auditorium Pusat Riset ITS Surabaya, Kamis 3 Oktober 2019.

BACA JUGA: Ini Langkah Preventif Kota Surabaya terhadap Gempa

Dalam paparan hasil penelitian di acara itu, disebutkan Surabaya berada di atas patahan (sesar) aktif . Berdasarkan hasil penelitian Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITS Surabaya pada 2017, ada dua sesar di bawah tanah kota Surabaya. Patahan Surabaya dan Waru.

Sesar itu termasuk patahan di wilayah Surabaya timur yang meliputi kawasan kampus ITS dan wilayah Surabaya barat, di sekitaran Jalan HR.Muhammad. Patahan itu disebut berpotensi menimbulkan gempa berkekuatan 6,5 skala richter.

Whisnu mengatakan akan memasukkan hasil penelitian gempa oleh Tim Riset ITS Surabaya ini dalam evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah. “Kami akan melakukan evaluasi RTRW Surabaya pada 2022 mendatang,” katanya.

BACA JUGA: Ini Jawaban BMKG Terkait Ramalan Gempa Surabaya dan Madura

Dengan bekal hasil penelitian kegempaan, ia mengatakan, pemerintah bisa mengantisipasi dampak gempa. Misalnya saja, dengan merumuskan wilayah yang belum terlalu padat hunian sebagai ruang terbuka, atau menetapkan standarisasi bangunan tahan gempa pada kawasan padat hunian. “Harus diantisipasi mulai sekarang,” katanya.

Gempa menjadi perhatian utama dalam bidang kebencanaan di Indonesia. Kepala Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR), Lukman Hakim, mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat ada 2.342 peristiwa gempa di Indonesia pada 2017. “Peristiwa itu menimbulkan kerusakan cukup masif,” katanya, dalam acara di Surabaya ini.