Sabtu, 08 March 2025 05:00 UTC
Program Mudik Gratis dari Bali ke Banyuwangi tahun 2024. Foto: Dishub Banyuwangi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi memutuskan untuk meniadakan program mudik gratis pada tahun 2025.
“Mudik lebaran gratis Banyuwangi tahun 2025 untuk sementara kita tiadakan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Banyuwangi Komang Sudira, Sabtu, 8 Maret 2025.
Menurut Komang, beberapa alasan untuk tidak menyelenggarakan program mudik Lebaran gratis yaitu karena transportasi umum di Banyuwangi sudah sangat memadai dan semakin lancar.
Terlebih ada banyak opsi pilihan bagi warga yang ingin mudik, baik keluar maupun masuk ke Banyuwangi. Opsi itu mulai dari bandara, kereta api, kapal laut hingga moda transportasi umum lainnya, seperti bus. Rate harga transportasi umum juga beragam sesuai kebutuhan masyarakat.
BACA: Polres Mojokerto Kota Lepas Ratusan Pekerja Pabrik Mudik Gratis
“Telah kita cek di sejumlah angkutan umum dan penyediaan dari pelayanan angkutan umum di Banyuwangi sudah semakin baik,” ujar Komang.
Komang juga menambahkan untuk risiko kehabisan tiket atau kemacetan, saat ini pemerintah pusat merencanakan libur Hari Raya Idul Fitri lebih panjang. Dengan begitu, hal ini akan sangat membantu masyarakat dalam menentukan jadwal pulang kampung lebih leluasa.
“Tahun ini rencananya pemerintah menerbitkan untuk liburannya lebih panjang lagi. Sehingga kesempatan untuk memilih hari dan tanggal bisa lebih leluasa tanpa adanya penumpukan antrian arus mudik,” ucapnya.
BACA: 1000 Pemudik Asal Pulau Ra’as Pulang Kampung Gratis Dari Pelabuhan Jangkar Situbondo
Selain itu, beberapa perusahaan juga menerapkan Work From Anywhere (WFA). Jadi masyarakat bisa bekerja dari mana saja dan masyarakat bisa mudik kapan saja dan semua tugas bisa dikerjakan dari kampung halaman masing-masing.
“Masyarakat bisa mudik lebih awal dan disesuaikan dengan perencanaan masing-masing,” tutur Komang.
Saat ditanya, ditiadakanya program mudik lebaran gratis Banyuwangi imbas dari efisiensi anggaran, Komang tidak membenarkan hal tersebut. Keputusan ini diambil memang melihat moda angkutan transportasi umum menuju atau keluar Banyuwangi sudah memadai.
“Tidak ada hubungannya dengan efisiensi,” katanya.
