Selasa, 27 August 2019 04:58 UTC
Peta Pulau Kalimantan. Foto:Halokawan
JATIMNET.COM, Surabaya – Presiden Joko Widodo mengumumkan jika Indonesia kini memiliki ibu kota baru, yang letaknya di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Sejumlah media asing pun menuliskan tentang pengumuman tersebut.
BBC menulis rencana itu sebagai proyek yang ambisius dengan mengutip data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyebutkan biaya proyek tersebut mencapai Rp 466 triliun, sementara kemacetan di Jakarta merugikan perekoniman hingga Rp 100 triliun setahun.
BBC juga menulis tentang keresahan aktivis lingkungan terkait keberadaan spesies yang langka di Kalimantan, seperti Orangutan. “Pemerintah harus memastikan jika ibu kota baru dibangun tidak di atas area konservasi,” kata juru bicara Greenpeace Indonesia Jasmine Putri, dikutip dari bbc.com, 26 Agustus 2019.
Sementara Deutsch Welle menulis jika Indonesia memindahkan ibu kota dari kota yang over populasi, Jakarta, menuju Pulau Borneo. “Itu adalah lokasi yang strategis di tengah Indonesia, dekat dengan area urban yang sedang tumbuh,” kata Presiden Joko Widodo, dalam konferensi pers, dikutip dari dw.com, 26 Agustus 2019.
BACA JUGA: Negara Asia yang Memindahkan Ibu Kota
Dalam konferensi pers tersebut, Jokowi menyebut jika relokasi membutuhkan biaya USD 33 miliar atau sekitar Rp 470 triliun dan akan dimulai di tahun 2024. Anggaran itu akan didanai oleh negara, kemitraan antara swasta dan negara, serta investasi swasta.
Jokowi disebutkan akan segera menyodorkan draft rencana relokasi pada parlemen.
Deutsch Welle menulis jika sejumah aktivis lingkungan telah mengkritik rencana pindah ibu kota, lantaran khawatir akan mengancam keberlangsungan flora dan fauna alam liar di Kalimantan.
Anadolu Agency menulis perpindahan ibu kota lantaran meminimalisir risiko bencana alam yang mengancam Jakarta dengan mengutip keterangan Jokowi, “ibu kota baru memiliki risiko minimal dari gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi tanah, dan kebakaran hutan,” kata Jokowi pada Senin di Jakarta, dikutip dari Aa.com, pada 26 Agustus 2019.
BACA JUGA: XL Perluas Jaringan Serat Fiber Pascapenetapan Ibu Kota Baru
Relokasi yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 466 triliun atau sekitar USD 32.79 miliar, 19 persennya akan didanai negara, sementara sisanya berasal dari kemitraan antara negara dan swasta, serta investasi swasta.
Anadolu menulis Jakarta disebut sebagai kota yang paling padat penduduknya di Indonesia dengan penghuni mencapai 10 juta jiwa. Jakarta juga rentan terhadap banjir dan tenggelam karena penurunan muka tanah, akibat jutaan penghuni yang menggunakan air tanah.
