
Reporter
David PriyasidhartaJumat, 5 April 2019 - 03:55
Editor
David Priyasidharta
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Kemenko Kemaritiman
JATIMNET.COM, Medan - Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan melakukan apapun untuk tidak akan goyah terkait industri sawit. Hal ini diungkapkan Luhut dalam menghadapi kemungkinan boikot Uni Eropa terhadap produk sawit Indonesia.
“Siapapun yang menghambat perkembangan industri sawit Indonesia akan kita lawan. Karena industri sawit ini perannya sangat signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan, juga dalam penyerapan tenaga kerja,” ujar Menko Luhut di hadapan sekitar dua ribu orang petani sawit dari seluruh Indonesia dalam Jambore Petani Sawit Nasional di Medan, Sumatera Utara, Kamis 4 April 2019.
BACA JUGA: Indonesia dan India Gelar Diplomasi Soal Sawit
Luhut mengatakan Presiden Joko Widodo berpesan agar para petani sawit diberikan perhatian khusus. “Beliau mengingatkan saya soal kelapa sawit. Kelapa sawit ini merupakan perhatian nasional, kita menjaga agar harganya jangan sampai drop lagi, akan kita pertahankan di antara 600-900 USD per ton,” katanya dalam laman Kemenko Kemaritiman.
Menurutnya, jika Uni Eropa jadi mengimplementasikan boikot tersebut ada beberapa opsi yang akan dilakukan Indonesia. “Tentu kita akan melawan lewat pengadilan di Eropa dan World Trade Organization (WTO), keluar dari Paris Agreement juga menjadi salah satu opsinya,” jelasnya.
BACA JUGA: Jokowi Harap Produksi Sawit Tidak Bertambah
Ia mengatakan sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia yang harus diperjuangkan, namun Menko Luhut menekankan pentingnya melakukan pengelolaan berkelanjutan.
“Bapak, ibu jangan menanam sawit semua, harus ada enclave untuk menjaga keseimbangan. Kita sudah melakukan hilirisasi industri sawit, lalu moratorium sudah dilakukan pada 14 juta hektar lahan, saat ini kita hanya melakukan replanting saja dengan bibit unggul,” katanya.