Senin, 17 July 2023 09:57 UTC
Pengeroyokan. Rumah Pelajar yang Menjadi Korban Pengeroyokan. Foto : Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Samsul Arifin (17), seorang pelajar yang tinggal di Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, akhirnya tewas usai dikeroyok sejumlah orang tidak dikenal di jalan.
Aksi pengeroyokan terjadi, setelah korban bersama teman-temannya melihat gelaran musik dangdut (Orkes) di Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran, Sabtu 15 Juli 2023 malam.
Petaka bermula, saat korban bersama empat orang temannya, yakni dua pria dan dua wanita pulang dari orkes tersebut, sekitar pukul 22.30 WIB. Korban naik motor berboncengan tiga, sedangkan kedua teman perempuannya memakai motor lain.
Korban selanjutnya mengantarkan pulang temannya di jalan Walikota Gatot. Apes bersambut, selepas mengantarkan temannya itu, korban bertemu dengan sekelompok orang yang tengah memainkan gas motornya di jalan.
Karena mengundang perhatian, korban melirik aksi sekelompok orang tersebut. Akan tetapi, sikap korban itu membuat sekelompok orang tersebut malah tersinggung, lalu memaki korban.
Khawatir keselamatannya terancam, korban bersama temannya kemudian kabur ke arah SMPN 7 Kota Probolinggo. Korban kemudian terjatuh, setelah dikejar dan motor korban ditendang sekelompok pemuda tersebut.
Tak hanya itu, korban lalu dikeroyok secara ramai-ramai, ditendang dan dipukul oleh para pelaku hingga tewas. Sedangkan kedua teman korban, malah melarikan diri karena takut.
Sementara paman korban, Slamet (40) menyebut, usai mendapati informasi keponakannya menjadi korban penganiayaan, ia segera mendatangi TKP sekitar pukul 23.00 WIB.
Sampai di lokasi, korban sudah ditemukan tergeletak tidak bernyawa. Jasad korban kemudian dibawa ke RSUD Mohammad Saleh, Kota Probolinggo. Di mana dari hasil visum pihak rumah sakit, korban diketahui mengalami patah rusuk dan kaki kanan bengkok.
Usai menjalani visum itu, jasad korban kemudian dibawa ke rumah neneknya yang beralamat di Gang Gerilya, Kecamatan Kanigaran, serta dimakamkan di TPU Cangkring.
"Apin (panggilan akrabnya) ini anak yatim. Selain sekolah, ia bekerja serabutan untuk membantu ibunya. Ayahnya meninggal sejak Apin kelas 4 SD,"ungkap Slamet.
Slamet menyampaikan, kalau Apin bukan anak yang manja, karena mau bekerja membantu ekonomi keluarga. Ia berharap pelaku segera ditangkap, dan diperoses oleh pihak kepolisia.
Terpisah Kasat Reskrim, Polres Probolinggo Kota, AKP Jamal, belum memberikan keterangannya perihal kejadian tersebut. Jamal menyebut, masih melakukan pengecekan.
"Sebentar mas masih dicek mas,"jawabnya singkat, Minggu 17 Juli 2023.