Logo

Peduli Isoman, Pengusaha dan Warga Tionghua Kirim Makanan Jadi

Reporter:,Editor:

Jumat, 16 July 2021 07:40 UTC

Peduli Isoman, Pengusaha dan Warga Tionghua Kirim Makanan Jadi

Sejumlah warga di Gedongan Gang II, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto sedang mengolah masakan untuk warga isoman. Foto : Karina

 

JATIMNET.COM, Mojokerto - Berawal dari salah satu anggota perkumpulan pengusaha kuliner di Kota Mojokerto meninggal dunia karena terpapar Covid-19. Hal menjadikan empati para pengusaha kuliner lainya yang ada di Kota Mojokerto.

Jumlahnya diperkirakan 25 pengusaha kuliner ikut membantu menyediakan pelayanan makanan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Sedangkan saat ini yang ikut terlibat membantu memasak 15 orang, mereka dari pengusaha juga warga.

Mereka terlihat ada yang belanja kebutuhan masakan ke pasar, ada yang berjibaku di dapur untuk masak, hingga menjadi kurir pengantar paket nasi isoman dan berkeliling kota dengan mengendarai roda dua.

"Awalnya memang dari keprihatinan kami, ada salah satu teman kita yang sama-sama pengusaha kuliner sakit. Tahu-tahu dapat kabar rekan kita meninggal karena Covid-19," kata Bagus Majoki, Jumat 16 Juli 2021.

Baca Juga: Sambangi Warga Isoman, Ning Ita Kirimkan Surat Cinta

Covid-19 itu hanyalah virus penyakit menyerang pada tubuh manusia. Seharusnya, lanjut Bagus, orang yang terkena penyakit itu tidak dijauhi, dan Covid itu bukanlah aib.

"Covid itu jangan dijadikan aib. Tapi, orang yang terkena Covid itu jangan dijauhi, harus diberi suport dan dirangkul. Kami gak mau ada kejadian seperti itu lagi. Dari situ kita semua terketuk saling membantu satu sama lain," imbuhnya.

Bejo sapaan akrabnya Bagus Majoki itu pun ruang produksi roti dari milik Ivana Jaya di Lingkungan Gedangan Gang II disulap menjadi dapur umum pembuatan makanan siap saji untuk warga yang terdata isoman sejak Jumat, 9 Juli 2021.

Ada puluhan Kepala Keluarga (KK) yang setiap harinya mendapatkan jatah makan dua kali dalam satu hari. Yakni asupan untuk makan siang dan makan malam yang divariatif setiap harinya dengan pengiriman satu waktu.

Baca Juga: Isoman, Ini Tips Perawatan Penanganan Pasien Covid-19

"Makanannya variatif tiap hari kok, cuman ada tambahan susu, snack, dan buahan juga. Ini juga baru lagi dapat bantuan dari salah satu perusahaan sebanyak 50 kilogram ikan bandeng," beber pria berusia 48 tahun ini.

Sehari 100 Porsi Siap Saji

Setiap harinya hampir seratusan porsi yang disiapkan dirinya dan kawan-kawan yang rata-rata memiliki latar belakang dunia masak-memasak ini. Proses memasak dimulai sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.

"Warga yang membutuhkan cukup menghubungi kontak dengan melampirkan foto hasil swab antigen atau PCR, sama foto KTP aja. Langsung kita data dan di suplay makanan," bebernya.

Barulah dilanjutkan dengan pengantaran ke rumah-rumah warga isoman. Data-data warga isoman sendiri diperoleh mereka dari pamflet online yang disebarkan melalui pesan whatsapp.

Baca Juga: Di Tengah PPKM Darurat, Pasukan Tempur Para Raider Mayangkara "Serbu" Lima Desa di Mojokerto

Tak hanya makanan, dapur umum yang menggandeng Wihara Buddhayana Mojokerto ini juga menerima permintaan kebutuhan obat-obatan, serta konsultasi dokter. "Kita suplay selama dia menjalani isoman. Biasanya 14 hari," terangnya.

Pemberian secara langsung inipun tak serta merta menjadi pilihan begitu saja. Pasalnya, mereka juga menghindari kerentanan terpapar Covid-19 dikarenakan jumlah personil yang membantu masih terbatas. Dia menceritakan, gerakan bernama Dapur Sosial yang dimulai dengan modal awal sebesar Rp 5 juta hasil urunan ini semata untuk membantu sesama.

Kelompok ini hanya mengandalkan kerjasama dan solidaritas tanpa struktur organisasi. Bejo berharap dapur umum ini bakal berumur panjang untuk terus membantu kebutuhan makanan warga isoman. "Kita juga cari penggalangan dana. Kalau untuk sejauh ini dananya masih cukup tercover. Kalau nanti bengkak lagi belum tahu. Pokoknya kita jalan dulu," tukasnya.